Masih ingat dengan permainan petak umpat, petak jongkok, lompat tali, benteng, galasin, gundu, atau congklak? Apa yang ibu ingat dari daftar permainan masa lalu ini? Aktif bergerak, membentuk kekompakan, membentuk percaya diri, sampai melatih diri untuk berstrategi. Berani menularkan serunya memainkan permainan masa lalu ini kepada anak-anak?
Mari kita bandingkan permainan modern dan tradisional bagi pertumbuhan anak. Beberapa penelitian menyimpulkan video games atau games online bisa membuat penglihatan anak terganggu. Karena biasanya mereka akan lupa waktu ketika sudah mulai bermain, plus jarak dengan monitor atau televisi yang terlalu dekat membuat cahaya dari dalam televisi bisa mengiritasi mata mereka.
Tak hanya itu, berjam-jam duduk di depan televisi atau monitor komputer bisa membuat anak malas bergerak. Mereka pun kemudian berisiko mengalami kegemukan dan pertumbuhan tulang yang tidak bagus. Posisi duduk yang membungkuk dalam jangka waktu berjam-jam akan membuat postur tubuh mereka mengalami gangguan. Belum lagi jari-jari tangan mereka akan lebih mudah nyeri. Mengapa? Karena jari-jari ini 'dipaksa' untuk bergerak berlebihan untuk mengendalikan permainan melalui stick game.
Ini baru dari sisi fisik, bagaimana dengan perkembangan psikologis mereka? Sebuah studi yang dilakukan pada 2006 lalu menyimpulkan, anak yang bermain video games berjam-jam dapat menurunkan kinerja memori verbal. Alhasil mereka cenderung memiliki emosi yang tidak stabil sehingga mudah sekali marah dan mudah panik karena tidak terbiasa memecahkan masalah.
Lalu bagaimana dengan permainan masa lalu? Petak umpet misalnya, permainan ini selain membuat anak lebih aktif bergerak ternyata juga dapat melatih kesabaran karena dia harus menyelesaikan misi menemukan teman-temannya yang sedang bersembunyi. Dan sambil mencari teman-teman yang bersembunyi, mereka juga dilatih untuk lebih peka dalam mengamati gerak-gerik plus menganalisa apakah tempat-tempat tersebut aman untuk dijadikan tempat persembunyian. Lihat bagaimana dari sebuah permainan sederhana seperti petak umpet, bisa menstimulasi begitu banyak hal.
Contoh lain adalah permainan yoyo kayu, gundu, dan congklak. Permainan-permainan ini akan melatih anak-anak secara natural berinteraksi dengan lingkungan dan teman sebayanya.Bahkan permainan congklak juga merangsang mereka untuk kreatif, karena mereka diajak untuk membuat bahan-bahan seperti batu, kerang, atau biji buah sebagai alat untuk bermain.
Dan untuk melatih kekompakan, bermain bola atau galasin bisa dijadikan pilihan. Sebab permainan ini adalah permainan beregu yang menumbuhkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama yaitu kemenangan. Ini akan membuat mereka menyadari bahwa terkadang mereka tidak bisa melakukan semuanya sendiri, alhasil mereka lebih menghargai keberadaan orang lain.
Bahkan khusus untuk bermain bola, anak-anak juga akan terlatih untuk berpikir kreatif dalam memilih strategi menemukan solusi dari tantangan yang ada di depan mata. Ini juga akan membuat anak percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan cerdas merumuskan masalah.
Melihat begitu banyak manfaat dari bermain aktif di luar, sepertinya sudah waktunya kita kembali mengenalkan permainan-permainan tersebut kepada anak-anak. Dan keseruannya akan berlipat ganda ketika orang tua ikut bermain bersama mereka. Alhasil anak-anak akan merasakan orang tuanya adalah teman pertama mereka yang bisa dipercaya. Maka mereka pun akan lebih percaya menceritakan segala yang mereka alami kepada orang tuanya, ketimbang kepada teman-temannya sendiri. Satu hubungan ideal orang tua dan anak yang sangat menyenangkan.
Adv
KOMENTAR