Influenza yang ramai diperbincangkan terutama di musim pancaroba, ternyata tak hanya memiliki satu jenis virus penyebab. Jenis-jenis virus ini juga menimbulkan karakter berbeda. Yuk, kita kenali satu per satu!
Di medio bulan Februari-Maret lalu, Jakarta dihebohkan dengan temuan kasus flu singapura. Ketika itu warga sempat panik dan khawatir akan penyebaran virus yang banyak menginfeksi anak-anak ini.
Tak berapa lama kemudian, heboh lagi dengan munculnya flu babi. Kali ini spektrumnya lebih luas dan menarik perhatian WHO (World Health Organization). Ini disebabkan flu yang awalnya dianggap penyakit musiman biasa telah menimbulkan korban jiwa.
Lalu masyarakat pun mulai mengaitkannya dengan kasus flu burung yang sempat ramai di tahun 2005. Mereka menduga, mungkin ini perpaduan flu burung dan flu manusia? Mengingat gejala yang ditunjukkan ada kemiripan. Juga sama fatalnya seperti pada kasus flu burung.
Belum surut perbincangan itu, di India beberapa kuda mati hampir bersamaan. Kuat dugaan kuda-kuda itu mati akibat flu kuda yang sering menjangkiti komunitas kuda. Infeksi virus influenza tipe A ini bisa mengakibatkan kematian dalam waktu singkat pada kuda. Lalu timbul pertanyaan, apakah flu kuda juga bisa berpindah ke manusia seperti flu burung dan flu babi?
Memahami kekhawatiran di masyarakat, dr. Prasna Pramita,SpPD., spesialis penyakit dalam dari Brawijaya Women & Children Hospital menjelaskan satu per satu soal ragam flu tadi.
Flu Burung
Flu Burung atau avian influenza yang sempat menyebabkan jatuhnya banyak korban di masa lampau sebenarnya merupakan hasil infeksi varian influenza tipe A subtipe H5N1. Biasanya virus flu ini menyerang unggas seperti ayam, itik, burung, dan lainnya. Pada komunitas unggas, infeksi flu burung bisa menyebabkan kematian unggas dalam waktu singkat.
Akibat meningkatnya kemampuan infeksi virus, yang tadinya hanya menjangkiti golongan unggas dan mamalia, lalu juga menginfeksi manusia. Virus ini dapat menular melalui air liur dan kotoran hewan yang terkena flu. Infeksi virus flu burung umumnya menimbulkan gejala berat. Mulai dari demam mencapai suhu diatas 38 °C hingga berhari-hari.
Namun, menurut Prasna, secara keseluruhan flu ini mirip flu biasa yang juga menimbulkan gejala bersin-bersin, pegal dan linu di persendian, nyeri menelan, dan batuk. Pada perburukannya juga bisa menyebabkan severe respiratory distress (sesak napas hebat).
Ini bisa terjadi bila infeksi terus berlanjut dan ditunggangi bakteri yang menjadi penyebab radang paru-paru (pneumonia). Tak ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini. Pengobatan lebih banyak mengupayakan menurunkan keganasan virus dengan antivirus seperti oseltamivir dan zanamivir. Juga merawat gejala yang timbul misalnya, memberikan alat bantu nafas seperti respirator, obat bronkodilator untuk melebarkan saluran nafas, analgesik-parasetamol untuk kasus demam dan nyeri, dan cairan infus untuk pasien yang kurang in take cairan maupun makan.
Flu Kuda
Ada lagi jenis flu yang disebabkan virus equine influenza. Dengan gejala mirip flu, tapi pada mamalia seperti kuda. Serangan virus ini mengakibatkan kematian 43 ekor kuda di bagian barat India Rajasthan dan Gujarat, sehingga dijuluki sebagai flu kuda.
Flu kuda punya dua tipe virus penyebab yakni equine-1 (H7N7) dan equine-2 (H3N8). Masing-masing memiliki karakteristik sendiri. Equine-1 lebih banyak menyerang otot dan hati, sedangkan equine-2 menyerang sistem imun tubuh.
Virus ini layaknya influenza, memiliki perjalanan penyakit sekitar 7 hari. Gejalanya seperti flu burung, menyebabkan demam, batuk-pilek, dan hilang nafsu makan. Pada kuda, umumnya perjalanan flu berkisar 1-5 hari dan banyak pula yang berujung fatal.
Hingga kini belum ditemukan penyebaran dari kuda ke manusia, meski prediksi menyebutkan dapat ditularkan ke manusia. Equine flu lebih banyak ditularkan dari kuda ke kuda lain. Pencegahan bisa diupayakan dengan pemberian vaksin pada kuda sebelum ditemukan infeksi flu.
Laili Damayanti
KOMENTAR