Lepas dari Banana Republic, Maria menjajal dunia kerja yang sama sekali tidak berhubungan dengan fashion. Maria sempat bekerja di salah satu pabrik baja di Jawa Timur. "Aneh ya? Dari fashion ke baja," katanya sambil tertawa.
Kariernya di pabrik baja ini pun tak bertahan lama. Maria keluar dan memilih untuk mengajar di almamaternya, sekaligus kadang-kadang mengajar pula di Arva School of Fashion. "Ternyata saya memang lebih merasa nyaman di dunia fashion. Mau bagaimana lagi, latar belakang pendidikan saya meski bussiness, sebenarnya masih berkaitan dengan fashion bussiness."
Selain mengajar, ternyata Maria sekarang juga punya kesibukan baru: menjadi manajer untuk kakaknya sendiri Marta Gunawan yang juga desainer. "Selama ini Martha mendesain busana hanya lebih ke art-nya dibandingkan bussiness. Nah saya mencoba bantu Martha di bidang bussiness-nya itu. Sekaligus mempraktikkan ilmu," pungkas Maria yang menjabat Marketing and Promotion dari Martha Gunawan Fashion Creative and Design.
Pekan silam, masih dalam rangka Hari Kartini, Maria lewat bendera usaha kakaknya punya hajatan. Yaitu mengadakan acara untuk meningkatkan awareness para fashionista muda Surabaya untuk mempertahankan nilai-nilai indah Nusantara dalam sebuah apresiasi seni fashion.
Acara dikemas dengan cara yang unik. Empat model memakai koleksi busana bernuansa kebaya modern disesuaikan khusus untuk yang berjiwa muda, dinamis, dan modern. Para model ini memberikan brosur kepada para pengunjung Kirkos! Bar and Restaurant yang memang banyak dikunjungi oleh kawula muda. "Kami sengaja kampanye dengan memanfaatkan fashion. Jika hanya memberikan informasi, rasanya kurang menarik," ujar Maria.
Amir Tejo
KOMENTAR