Pemerintah Malaysia mengatakan bahwa pesawat yang menampung 239 orang tersebut keluar dari jalur penerbangannya dengan sengaja. Depertemen Penerbangan Sipil Malaysia menyatakan status pesawat tersebut hilang, enam jam setelah terakhir kali nampak di radar militer yakni Sabtu (8/3) pukul 02.15, di atas Selat Malaka.
Mendarat di Pulau Andaman
Di satu titik, MH370 seperti mengarah ke kepulauan Andaman dan Nicobar yang terletak di wilayah paling timur India. Kepulauan ini juga terletak di antara Indonesia dan pesisir pantai Thailand dan Burma. Konon, radar militer bahkan tidak beroperasi di pulau ini dikarenakan level ancaman yang teramat rendah.
Editor Andaman Chronicle, koran lokal di Andaman, menyatakan kemungkinan MH370 ada di sana sangat kecil. "Ada empat landasan pacu, dan bila ada pesawat yang mendarat di salah satu landasan tersebut, pasti akan diketahui," ujarnya kepada CNN. Namun kepulauan ini memiliki lebih dari 570 pulau kecil, hanya 37 di antaranya yang berpenghuni. Jika MH370 dibajak, Andaman boleh jadi tempat ideal untuk sembunyi.
Menurut Steve Buzdygan, mantan pilot BA 777, proses mendaratkan pesawat di kepulauan ini sulit, namun bukannya mustahil. Menurutnya, 1500 m bibir pantai adalah landasan yang cukup untuk mendarat. Tapi, dengan pesawat seberat itu, roda pesawat akan melesak ke dalam pasir dan mengakibatkan badan pesawat menggesek pasir. "Bisa saja mereka mendarat dengan roda tetap di atas, tapi ini membahayakan sayap yang penuh dengan bahan bakar. Bisa jadi pesawat itu meledak," ujar Buzdygan.
Terbang ke Kazakhstan
Republik yang terletak di Asia Tengah ini berada di koridor paling utara bagan pencarian MH370. Secara teori, mungkin saja negara padang pasir ini menjadi tempat mendarat pesawat Boeing tersebut. Menurut pilor Sylvia Wrigley, penulis Why Planes Crash, pendaratan di padang pasir jauh lebih masuk akal ketimbang pendaratan MH370 di bibir pantai. "Namun secara teori, dia harus mendarat di area yang sangat terisolasi."
Kelemahan teori ini, dalam perjalanannya menuju Kazakhstan pesawat pasti akan terdeteksi. Sementara, Komite Penerbangan Sipil Kazakhstan telah mengirimkan statemen kepada Reuters bahwa pihaknya tidak menangkap sinyal apapun dari MH370. Masalah yang lebih jelas, pesawat harus melewati negara-negara seperti India, Pakistan, dan Afganistan yang radar militernya sangat siaga. Tapi Wrigley juga berspekulasi, "Banyak peralatan kontrol yang sudah sangat tua di negara-negara Asia Tengah. Radar-radar ini bahkan terkadang menangkap sinyal palsu yang diakibatkan oleh sekumpulan burung. Bisa jadi ketika ada sinyal pesawat, para peugas lantas tak menghiraukannya."
Pesawat Terbang ke Selatan
Satelit menangkap, pesawat masih beroperasi selama setidaknya lima sampai enam jam setelah MH370 terakhir kali terdeteksi radar Malaysia. Menurut Norman Shanks, mantan kepala keamanan airport BAA dan dosen di Coventry University, pencarian seharusnya dimulai dari titik-titik ekstrim di koridor, dan bukans ebaliknya. Menurutnya, koridor Selatan paling mungkin dituju oleh pilot yang dengan sengaja menghindari radar.
Koridor Selatan ini termasuk area Samudera Hindia yang sangat luas, termasuk pedalaman Australia yang tak berpenghuni. Tanpa mengetahui motif pelaku, memang sangat sulit menduga di mana pesawat ini berada. Bisa jadi, pesawat tetap terbang hingga bahan bakar habis dan jatuh di lautan sebelah utara Australia.
Ajeng
Bersambung
KOMENTAR