"Kamis (28/3) malam saya tidur di rumah Emak bersama Reno (2), anak bontot Ida Farida (35). Yang di rumah hanya suami saya, Masdi yang tidur di bale-bale depan rumah. Sementara Ida sehabis pulang kerja langsung istirahat di kamarnya. Tiga anak Ida yang lain, Fikri, Egi, dan Dwi pergi semua. Kalau malam mereka memang suka main ke rumah temannya," papar Masa
Sekitar pukul 10 malam, Pak Karsih, tetangganya mendengar suara "bluess!" Tak lama terdengar suara perempuan menjerit minta tolong. "Tahu-tahu dari dalam rumah muncul Ida dengan tubuh yang sudah terbakar. Dia lari ke rumah bibinya lalu nyemplung di kolam,"lanjut Masa (55/
Warga Desa Suka Rapih, Kecamatan Tambelang, Bekasi, Jawa Barat ini, dengan wajah penuh duka, melanjutkan kisah pilu anaknya. "Sebelum nyemplung di kolam, Ida sempat diguyur air sama tetangga. Ranjang yang dipakai buat tidur juga sebagian terbakar. Untung bisa dipadamkan tetangga. Kalau enggak rumah ini sudah terbakar. Kalau terbakar kemana kami mau hidup. Rumah sudah mau roboh, ini dihuni 9 orang."
Mendapati Ida terbakar, gegerlah warga Desa Tambelang. Sementara tetangga membawa Ida ke klinik dengan mengendarai motor, sebagian lagi mencari apa penyebab Ida bisa terbakar. "Suami saya sempat mengira ranjang Ida terbakar obat nyamuk. Tapi warga tidak percaya, sebab penglihatan suami saya sudah tidak normal, pendengarannya juga sudah berkurang."
Selidik punya selidik, ternyata, pintu rumah bagian belakang sudah terbuka, dan anyaman bambunya juga sudah berlobang. Karuan saja warga desa menduga ada orang masuk ke rumah dan sengaja membakar Ida. "Nah, dari situ ada tetangga yang baru saja bertemu Selang di sawah. Kata tetangga, Selang sempat , mengatakan ada maling, dia mencari malingnya. Saat keduanya membeuru maling, Selang menghilang di kegelapan. Ternyata dia ke kantor polisi, menyerahkan diri. Dia mengaku yang membakar Ida. Warga jadi marah besar. Kalau enggak diselametin polisi, Selang pasti sudah dibakar warga. Sekarang dia ditahan di Polres Cikarang. Kalau tetap di Polsek, mungkin, dia sudah dibakar warga," lanjut Masa berapi-api.
Kondisi Ida terus memburuk. Hampir semua tubuhnya terbakar, kecuali kaki. Pihak klinik pun merujuk pasien Ida ke RSUD Bekasi. Jarak dan lambatnya mendapat mobil membuat kondisi Ida makin drop. Dari RSUD Bekasi, Ida baru dibawa ke RSCM, Jakarta.
Setelah beberapa hari dirawat di IGD, Ida terbebas dari beban teror suaminya dan menghidupi keluarganya. Jumat (5/4) petang, Ida yang sejak di rumah sakit tak bisa membuka mata, akhirnya menutup mata untuk selamanya. Tulang punggung keluarga itu pergi untuk selamanya, meninggalkan empat anak serta orangtuanya.
Rini
KOMENTAR