Penuturan salah seorang pelajar ini, setidaknya bisa membuat semua pihak lebih waspada terhadap orang-orang terdekatnya.
Sebut saja Ica (nama samaran), salah seorang pelajar di Nunukan yang tanpa ragu-ragu menceritakan transaksi seks yang melibatkan dirinya.
Ica mengaku untuk melakukan transaksi dengan pria hidung belang, ada dua cara yang dilakukan para pelajar ini. Bisa melalui penghubung atau mucikari, bisa juga dengan mencari sendiri.
Ada dua orang yang biasanya menjadi penghubung antara mereka dengan pria hidung belang. Seorang perempuan dan seorang mucikari wanita. Para mucikari ini, tak lain teman dekat mereka juga yang selama ini membantu mencarikan konsumen. Mucikari tersebut berusia lebih tua daripada para pelajar ini.
"Kalau yang perantaranya sama dengan Ica, ada dua atau tiga temanlah yang saya tahu," ujarnya.
Ia juga biasa menggunakan media sosial facebook maupun dengan mengirimkan pesan singkat kepada orang-orang yang diketahuinya memang sering mencari pasangan kencan.
"Cuma sebentar doang. Mau ndak sama gue? Ok. Ketemu di mana? Lima menit sudah ketemu," ujarnya.
Siapa saja konsumen para ABG ini? "Kalangan pegawai, anak kuliahan juga ada. Ada juga teman-teman sekolah yang jadi pelanggan tapi ndak banyak. Rata-rata sudah berkeluarga. Yang banyak orang luar. Mending sama orang luar," katanya.
Tarif yang dikenakan pun beragam mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 1 juta. Rata-rata tarif yang dikenakan Rp 500.000.
"Kalau bayarannya tinggi, saya bolos sekolah. Kalau pas maunya lagi jam sekolah," ujarnya.
.
KOMENTAR