Sejak lama Evi Moeljo menyukai kerajinan berbau Jepang, mulai dari origami hingga dekorasi. Ketika akhirnya memutuskan fokus menjual kue kering dan basah, Evi menemukan kemasan Furoshiki yang berasal dari Negeri Sakura. "Saya belajar Furoshiki di kedutaan Jepang sampai akhirnya memilih kemasan itu untuk mewadahi kue kering dan basah," kata Evi di toko kuenya, Janice Cookies & Cakes, Ruko Multiguna, Bintaro Jaya.
Furoshiki adalah kain berbentuk segi empat dengan beragam warna dan corak yang kerap digunakan mengemas, menjinjing, dan menyimpan barang-barang. "Kadang dipakai sebagai pembungkus hadiah atau dekorasi ruangan," kata wanita berkacamata ini.
Sejarahnya, Furoshiki dipakai di pemandian umum masyarakat Jepang untuk kain pembuntal pakaian dan perlengkapan mandi. Makin ke sini, fungsi Furoshiki berkembang. "Bahkan dipakai untuk pembungkus barang-barang lamaran, kelahiran bayi, bahkan uang lamaran."
Penggunaan Furoshiki yang bisa dipakai berulang kali juga menjadi nilai tambah. "Mengurangi pemakaian kertas pengemasan. Artinya, mengurangi sampah dan penghematan energi," tutur Evi lagi. Kemasan Furishiki yang cantik juga bisa digunakan untuk fungsi lain, seperti tas, scarf, atau taplak. Kain tak akan rusak karena penggunaan Furoshiki memang tak memakai lem dan gunting. "Tergantung imajinasi saja."
Di tokonya, Evi menyediakan berbagai motif kain Furoshiki sebagai pembungkus kue dagangannya. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Tapi, jika ingin mendapatkan bungkusan cantik ini, Anda harus belanja kue di Janice Cookies & Cakes terlebih dulu. "Kami tidak menerima jasa pengemasan jika barangnya dari luar."
Nove
KOMENTAR