Ditemui di Mapolsek Keras, Kediri, Rabu (6/4) lalu, raut wajah Candra Sasmita (18) tampak memerah karena mengaku baru selesai menangis. Ia mengaku menyesal dan tak menduga, perbuatannya bisa berakhir seperti ini.
Remaja berkulit bersih yang hanya lulusan kelas 2 SD itu mengaku terus terang, memang dirinya lah yang membunuh adik sepupunya sendiri. "Waktu itu saya jengkel sekali. Soalnya dia terus mengejek dan mengolok-olok saya," katanya membuka percakapan.
Siang itu Sabtu (2/4), Candra mengajak Ananda mencari ikan sungai kecil yang ada di belakang rumah. Tapi, meski sudah lama mencari, ternyata Candra tak berhasil mendapatkan ikan satu pun. Kemudian, Ananda memperoloknya dengan ucapan yang dirasa Candra bernada ejekan.
"Dasar bodoh, enggak pernah sekolah, sih! Cari ikan saja tidak bisa," tutur Candra menirukan ucapan Ananda ketika itu. Candra pun tersinggung dan tersulut amarahnya. Candra pun gelap mata dan langsung memukul wajah sepupunya keras-keras. Ketika tubuh Ananda sempoyongan, Candra kembali memukul sepupunya hingga pingsan dengan tubuh telentang di atas tanah.
"Begitu tahu Ananda pingsan, saya panik," katanya polos. Seketika itu, muncul niatan untuk menghilangkan jejak kekerasan yang telah dilakukannya. Ikat pinggang yang dipakai Ananda diambilnya, lalu dijeratkan ke leher Ananda dan ia tarik kuat-kuat selama beberapa saat.
"Meski sudah dijerat, tapi Ananda masih bernapas. Entah apa yang merasuki diri saya, tubuh Ananda saya tarik ke tengah kebun tebu, selanjutnya saya bikin lubang secukupnya. Tubuh Ananda saya masukkan ke lubang dan saya timbun dengan tanah," ujar Candra.
Seusai mengubur sepupunya dalam kondisi masih bernapas, Candra mengaku tak segera beranjak jauh dari tempat itu. Dari sela-sela tanaman tebu, berjarak agak jauh dari tempat Ananda di kubur, ia melihat sejumlah warga dan polisi mulai menggali tanah dan mengangkat tubuh sepupunya.
"Setelah hari mulai gelap, baru saya jalan ke luar kebun tebu. Tadinya, sih, saya mau langsung melapor ke kantor polisi. Tapi, di jalan saya sudah keburu tertangkap," kilah Candra, yang ketika duduk di sekolah dasar ternyata tergolong anak cerdas dan selalu meraih rangking pertama.
Candra lalu berkisah, perihal kenapa ia hanya sekolah hingga kelas 2 SD saja. "Saya, kan, suka berambut gondrong. Lihat saja, pemain bola yang rambutnya gondrong, kan, ganteng-ganteng. Tapi, sekolah tidak mengizinkan. Jadi saya malas sekolah lagi," begitu alasannya.
Kini, Candra harus mendekam di balik sel Mapolsek Keras dan dijerat Pasal 338 KUHP mengenai pembunuhan, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Gandhi Wasono M
KOMENTAR