Masjid seluas 70.000 meter persegi yang terletak di komplek Taman Mini Indonesia Indah ini memang dijadikan pusat acara peringatan 1000 hari mendiang mantan presiden Soeharto di Jakarta. Acara yang dihadiri beberapa pejabat negara ini dimulai sekitar pukul 17.00 dan langsung dilanjutkan dengan ibadah sholat magrib berjama'ah.
Pantauan tabloidnova.com, sekitar pukul 18.30 acara dilanjutkan dengan tahlil yang disambung dengan ibadah sholat isha secara berjama'ah. Sebagai informasi, peringatan wafatnya almarhum mantan presiden Soeharto tak hanya dilaksanakan di ibu kota Jakarta, melainkan di empat kota lainnya seperti di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta yang merupakan tempat kelahiran bapak Soeharto, lalu di Ndalem Kalitan Solo, berikutnya di Monumen Jaten Karanganyar yang merupakan rumah tempat kelahiran ibu Tien Soeharto dan di komplek pemakaman keluarga Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah dimana bapak dan ibu Soeharto dikebumikan.
Tamu yang hadir pada malam itu berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari warga di sekitar komplek TMII sampai dengan pejabat Negara baik yang masih aktif maupun tidak. Tak ketinggalan beberapa artis tua dan muda tampak khusuk mengikuti jalannnya acara.
"Alhamdulillah, masih bisa kirim doa untuk Bapak tadi di dalam," ujar seorang warga bernama Firia yang berasal dari Setu, Lubang Buaya, Jakarta Timur dengan antusias. Antusiasme warga inilah yang sangat diharapkan keluarga besar Cendana yang saat itu diwakilkan oleh anak sulung almarhum, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut.
Usai acara, tak heran makanya bila kondisi kebersihan komplek masjid At-Tin menjadi terganggu dengan sampah plastik dan makanan. Maklumlah, dalam acara itu tak kurang dari 30.000 jama'ah serta tamu undangan hadir untuk berpartisipasi.
"Bingkisannya yang dibagikan sekitar 30.000, jadi tamunya yang datang ya sekitar segitu. Warganya dari macam-macam tempat wilayah sejabodetabek. Ada yang mencarter bis juga kan di depan," ujar salah seorang panitia berpakaian muslim warna hitam bertuliskan HMS (Haji Muhammad Soeharto) bernama Tari.
Bapak Pembangunan Indonesi meninggal dunia dalam usia 87 tahun pada hari Minggu, 27 Januari 2008 setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di RS Pusat Pertamina sejak 4 Januari 2008. Bersama mendiang sang istri, Ibu Hj. Siti Hartinah Soeharto, beliau dimakamkan di Astana Giribangun dengan upacara militer yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Okki
KOMENTAR