Lady Gaga lahir dengan nama Stefani Joanne Angelina Germanotta di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 Maret 1986. Terinspirasi dari gaya flamboyan rocker gaek David Bowie dan Freddie Mercury, juga gaya pop dance-nya Madonna dan Michael Jackson di tahun 80-an, Gaga belajar memainkan piano dan menulis lagu di saat masih remaja. Kesukaannya pada musisi-musisi tadi pun sampai pada taraf fanatik.
Sukses sebagai pernyanyi terkenal pun sudah menjadi impiannya sejak remaja. Untuk memuluskan langkahnya, ketika usianya beranjak 17 tahun, ia mendaftarkan diri ke New York University untuk belajar musik lebih dalam lagi.
Setahun kemudian, Gaga mulai memperkenalkan dirinya sebagai Lady Gaga saat pertama kali manggung di sebuah klub di Manhattan bersama Starlight Revue (seorang DJ dan make- up artist profesional). Nama itu tak lain diambilnya dari salah satu judul lagu Queen, dimana Freddy Mercury adalah vokalisnya, Radio Gaga.
Setelah itu, puteri pasangan Joseph dan Chyntia Germanotta ini dikontrak sebuah label rekaman Island Def/Jam. Namun, belum juga menelurkan single atau album, kontrak itu diputus sepihak pihak label. Kekecewaan ini terbayar setelah pihak Interscope Records memintanya menjadi penulis lagu untuk artis-artis di label itu. Adalah penyanyi dan musisi Akon yang membantunya hingga bisa sampai ke sana.
Hasratnya menjadi penyanyi terus menggema dalam hatinya. Tanpa sepengetahuan orang-orang, diam-diam ia mempersiapkan album solonya. Just Dance menjadi single pertamanya yang dirilis di radio-radio AS April 2008, disusul album perdananya, The Fame, empat bulan kemudian.
Impiannya menjadi terkenal pun terwujud. Secepat kilat single-nya mampu bertengger di chart Billboard Hot 100 (meski tak pernah berada di posisi pertama, hingga Januari 2009) dan menjadi lagu wajib yang putar di klub-klub.
Tak hanya itu, di beberapa negara (Kanada, Austria, Jerman, Republik Irlandia) Just Dance juga menjadi jawara, disusul single lainnya dari album The Fame, seperti Pocker Face, Love Game, dan Paparrazi. Tak ingin kehilangan momentum, dengan segera Gaga mengeluarkan album keduanya, The Fame Monster (album repackage). Sama seperti pendahulunya, single terbarunya di album ini, Bad Romance, juga sukses di pasaran.
Ya, kemampuan Gaga mencipta dan mengaransemen lagu memang tak diragukan lagi. Namun, kesuksesan itu sebenarnya tak hanya diraihnya karena lagu-lagunya yang menginspirasi, tapi juga karena gaya bernyanyi dan tampilan busananya di video klip dan panggung sangat provokatif dan ekstravagan.
Wanita mana, yang rela menghiasi kepalanya dengan telepon, kawat, atau replika tanduk rusa? Siapa pula yang mau tubuhnya diselubungi busana dari bahan latex, plastik, lace tanpa puring, bodysuit, dan model pakaian lain yang tak lazim? Jawabannya, hanya Lady Gaga.
Meski gaya berpakaiannya mengundang kontroversi, itu tak membuat pendengar lagu-lagunya meninggalkannya. Justru gara-gara itu, penggemarnya kian banyak, bahkan meluas sampai kea artis-artis Hollywood. Salah satu gaya uniknya yang diikuti banyak orang, terutama selebriti, yaitu keberaniannya mengenakan pakaian berbahan latex pada saat santai, dan ketika manggung.
KOMENTAR