Tanpa Modal
Jelang puasa, Cyntia (24) rajin keliling ke tempat-tempat kos di sekitar Yogyakarta untuk menyebar poster. Isinya: "Alhamdulillah, Ramadan telah tiba. Waktunya sahur. Ada paket hemat lho. Mulai 5000-an." Cyntia, memang membuka katering untuk keperluan makan sahur. Selain tempat kos, "Saya juga menempelkan poster ini ke kampus-kampus," tutur Cyntia, saat ditemui di rumahnya di kawasan Miliran, Yogyakarta. Anak kos, lanjut Cyntia, merupakan pasar potensial. "Dulu, saya kos di Yogya, beberapa Jadi saya tahu betul anak kos malas keluar rumah untuk makan sahur. Nah, dengan adanya katering sahur, mereka tak perlu keluar rumah. Malah kami datang untuk membangunkan mereka, sekaligus mengantarkan menu sahur. Selain itu, setahu saya, satu area rumah kos, dihuni sekitar 10 anak. Malah, ada yang kayak asrama dengan jumlah anak kos 50-an orang," kata ibu dua anak asal Pacitan ini.
Kala itu, Cyntia juga melihat, belum banyak katering sahur di Yogya. "Saya sempat tanya ke perusahaan katering besar di Yogya. Katanya, malas mengerjakan katering sahur karena keuntungannya dianggap kecil. Ya sudah, yang recehan ini buat saya," katanya seraya tesenyum. "Untuk ukuran saya, keuntungannya terbilang lumayan. Cukuplah untuk keperluan Lebaran."
Ketika memulai usaha katering sahur tahun 2008, "Saya hanya mengabarkan kepada teman-teman yang masih kuliah via SMS. Hari pertama saja, sudah ada 50 orang yang pesan. Hari berikutnya nambah terus." Tahun berikutnya, Cyntia kembali membuka katering sahur. Lagi-lagi hasilnya terbilang besar. Malah dibandingkan sebelumnya, "Tahun lalu ada peningkatan. Saya pernah sehari bikin sampai 1.000 nasi boks," ujarnya yang melibatkan seorang teman chef, untuk menyusun menu."
Di awal usaha, pengantaran katering masih dilakukan sang suami Mahmud Tuankotta. Tahun berikut ia dibantu delapan kurir. "Untuk masak, saya minta bantuan ibu-ibu sekitar rumah," kata Cyntia yang mengaku bisnis tanpa modal. "Kebanyakan pelanggan membayar di awal, sekaligus untuk 20 hari. Soalnya, mereka memang dipermudah dengan katering sahur ini. Harga murah dan praktis.
Tahun ini, Cyntia mengaku lebih serius. Ia sudah menyusun 20 daftar menu yang akan dikirimkan ke pelanggannya. Harga untuk anak kos mulai dari Rp 5 ribu, Rp 7 ribu, dan Rp 10 ribu. "Ada lagi paket untuk keluarga seharga Rp 20 ribu - Rp 25 ribu. Maksudnya menu sahur memang untuk keluarga, bapak, ibu, dan anak. Saya kasih rantang. Wah, mereka senang sekali," tutur Cyntia yang berpromosi lewat poster, blog, dan facebook.
Memasuki bulan Ramadhan, perusahaan-perusahaan di Surabaya yang mempekerjakan pekerjanya malam hari, tak perlu repot mencari makanan sahur. Mereka bisa memesan katering sahur. Tarifnya murah, menunya istimewa pula. Katering yang menyuplai makan sahur itu adalah Katering Diana yang beralamat di Jl. Sidosermo, Surabaya. Imam Syafii pemilik Katering Diana mengungkapkan, sudah tiga tahun belakangan ini melayani katering untuk makan sahur. Sebelumnya, hanya melayani pesanan katering regular pada siang hari. "Ternyata permintaan katering makan sahur semakin meningkat," terang Imam. Bisnis katering regular pun tetap ia jalankan. Perbedaan antara katering siang maupun makan sahur tak jau berbeda. "Yang semula memasok makanan untuk pagi, siang atau sore, di bulan Ramadhan pukul dua dinihari makanan harus sudah ada di tempat pemesan." Saat ini Imam memasok makan sahur di banyak tempat. Di antaranya ke beberapa sentral pendidikan (sendik) Bank Nasional serta beberapa perusahaan industri yang menerapkan pola kerja siang dan malam hari. Bila mengirim katering siang hari sering mendapat hambatan padatnya lalu-lintas, mengantar makan sahur justru, wuss...jalan raya tanpa hambatan.
Mengurangi Buah
Ada perbedaan menu katering regular dan makan sahur. Menu sahur diberi kadar protein yang lebih tinggi dari biasannya, agar ada cadangan tenaga ekstra sampai waktu buka puasa tiba. "Kami usahakan banyak sayur, ikan, dan daging. Kami menambah lagi denga kopi dan teh, atau susu sebagai penghangat. Untuk buah, porsinya justru dikurangi karena kebanyakan buah malah cepat lapar, " imbuh Imam yang menerima pesanan minimal 50 kardus dengan harga mulai Rp 12.500. Imam pun senantiasa menyajikan semua makanannya dalam kondisi fresh dan hangat. Agar konsumennya tetap lahap saat santap sahur.
Henry Ismono, Gandhi/ bersambung
KOMENTAR