Setelah 10 tahun berpacaran, Indri Rudini Yanti (28) dan Doddi Prayoga Dimas (29) menikah pada Februari 2009 dan ingin segera punya momongan. Begitu inginnya punya anak, membuat pasangan pengantin baru ini berkonsultasi ke ahli kandungan, dr. RK, yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Depok. "Saya diberi obat penyubur untuk tiga bulan. Bila belum juga hamil, disuruh datang lagi," kisah Indri, Selasa (6/7).
Tiga bulan berlalu, Indri tak kunjung hamil. Sesuai petunjuk RK, mereka pun kembali konsultasi dan lagi-lagi diberi obat penyubur. Kali ini, usaha itu sukses. Setelah meminum obat, Indri mengaku terlambat haid selama dua hari. "Tanggal 24 Oktober 2009, saya mencari tahu dengan menggunakan tespack. Hasilnya positif. Saking senangnya, saya sampai menangis." Sang suami pun tak kalah bahagianya.
Suntik "Maut"
Kabar gembira itu kemudian mereka sampaikan ke RK. Begitu khawatirnya akan kondisi sang janin, Indri juga minta diberi obat penguat kandungan. "Jarak dari rumah ke kantor saya, kan, lumayan jauh. Takutnya kandungan saya kenapa-kenapa," begitu alasan Indri.
Dengan alasan itulah, pasangan muda ini datang lagi ke RK. Apa yang kemudian terjadi, sungguh membuat Indri dan Doddi luar biasa sedih. "Setelah di-USG, dokter bilang, janinnya tidak terlihat." Tak puas dengan USG, pemeriksaan lewat transvaginal pun dilakukan. Hasilnya, "Kata dokter, janin saya berada di luar kandungan." Berikutnya, masih cerita Indri, RK menyarankan suntikan MTX yang fungsinya mematikan dan mengeluarkan janin. "Suntikannya dilakukan 2-3 kali. Kalau tidak, katanya, bisa pecah di dalam karena ukuran janinnya sudah cukup besar," terang Indri mengutip keterangan RK.
Syoklah Indri demi mendengar penjelasan itu. "Saya tanya, apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkan bayi kami. Kata dokter, enggak ada. Saya betul-betul terpukul saat itu." Kendati begitu, Indri masih "menawar", tak bersedia disuntik saat itu juga karena ingin berbicara dulu dengan keluarga. "Dokter RK bilang, suntikan harus dilakukan malam itu juga."
Akhirnya, merasa tak punya pilihan dan tak paham urusan kedokteran, Indri dan Doddi pasrah. Itu pun Indri tak langsung disuntik karena saat itu persediaan MTX di apotek RS Mitra habis. "Dokter lalu menghubungi rekan sejawatnya di RS Sentra Medika Depok lalu saya diminta ke sana." Setibanya di UGD RS Sentra Media, dokter jaga yang sebelumnya sudah dikontak RK, sudah siap. "Tanpa diperiksa lagi, saya langsung disuntik MTX. Lucunya, dokter itu bilang, hamil di luar kandungan memang sedang musim. Kami heran, kok, kehamilan bisa disamakan dengan buah, pakai musim segala," tutur Indri setengah kesal.
Malam itu, Indri dan Doddi kembali ke rumah dengan perasaan sedih. Musnah sudah impian menjadi ayah dan ibu. Di rumah, Indri tak hentinya menangis. Sedih melihat menantunya berduka, ibu mertua Indri memberi saran agar mencari pendapat dokter kandungan lain di RS Hermina Depok.
"Besoknya kami mendatangi dr. Didi, ahli kandungan di situ. Begitu selesai diperiksa, saya langsung tanya, apa betul saya hamil di luar kandungan." Di luar dugaannya, Didi justru menjawab, janinnya baik-baik saja dan tumbuh di tempat yang semestinya, di dalam rahim. "Cuma memang agak susah dilihat karena ukurannya masih kecil sebab usianya baru 4 minggu lebih 4 hari."
Lagi-lagi Indri dan Doddi syok. Kali ini, terkejut karena ternyata janin baik-baik saja sementara ia sudah terlanjur disuntik MTX. "Dokter Didi terkejut waktu saya cerita soal suntikan itu. Dia bilang, hanya Tuhan yang tahu apakah janin itu bisa bertahan atau tidak. Andai pun bisa bertahan, biasanya bayi akan lahir cacat."
KOMENTAR