Dua nama perempuan yang belakangan ini jadi pembicaraan ramai terkait kasus dugaan suap dan korupsi adalah Milana Anggraini dan Nunun Nurbaeti. Milana adalah istri Gayus Tambunan, tersangka makelar kasus pajak, sementara Nunun dikenal sebagai istri Adang Daradjatun, mantan Wakapolda. Nunun dan Milana sama-sama wanita aktif. Yang satu pegawai negeri sipil, sementara Nunun termasuk pengusaha sukses.
Ketika dimintai keterangan Pengadilan, Nunun tak hadir dan yang datang justru surat keterangan yang ditandatangi dr. Andreas Harry Sp. S (K). Surat itu menyebutkan, Nunun menderita amnesia alias kerusakan memori berat dan tak bisa bersaksi di pengadilan. Nunun menjadi pasiennya sejak bulan September 2006. Waktu itu ia datang dengan gejala vertigo, migren, dan nyeri syaraf di seluruh badan.
Sejak kena stroke, Juni 2009, kata Andreas, Nunun jadi pelupa. Kondisi ini makin lama makin berat, hingga didiagnosa menderita amnesia. Keluarga akhirnya memutuskan melakukan second opinion ke Singapura, ke dr. Nei I Ping. Kebetulan konsultan neurologi RS Mount Elizabeth ini yang pertama kali menangani Nunun. Dari dua kali pemeriksaan, "Diperoleh hasil adanya kerusakan memori yang berat. Bahkan intelektualitasnya pun sudah rendah. Kemungkinan ini akan menjurus ke dimensia."
Akibatnya, Nunun harus rutin minum obat dan diminta aktif melakukan hobinya, tetap bergaul, bahkan menari. Dari kondisi itulah, Andreas tak sependapat jika Nunun diperiksa di pengadilan sebagai saksi. Andreas khawatir hal itu akan memicu kondisi yang lebih buruk. "Kalau sampai di pengadilan dia ambruk dan lumpuh, siapa yang bertanggung jawab? Dan kalau dia mengalami stroke ulang, itu sangat berbahaya," tutur Andreas.
"Jangan menyimpan rahasia penting kepada pasangan. Yang terjadi pada Gayus, mungkin dia tidak menjelaskan ke istri, apa yang dilakukannya. Parahnya, mungkin saat ada masalah, tahunya justru dari orang lain," kata Adriana Ginanjar, psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Dari sisi psikologis, tentu saja harus memberi dukungan kepada pasangan yang bermasalah. "Ingat, jangan langsung menyalahkan, mengomel, atau marah-marah. Pasti pasangan tambah down. Tetap mendukung, mencari jalan keluar, tapi jangan mencoba ikut campur atau masuk dalam permasalahan sebenarnya. Jangan pula melakukan hal gegabah, sebaiknya serahkan kepada orang yang dipercaya yaitu pengacara. Pokoknya, harus ada orang yang bisa dimintai tolong dan bicara terbuka, jadi pasangan tidak merasa dibohongi. Proses yang dilakukan seperti ini akan lebih baik, tutup mulut, dan sedikit mungkin bicara."
Lalu, apa yang harus dilakukan terhadap anak-anak? "Memang orangtua harus melindungi anak-anak, tapi tetap harus menjelaskan apa yang sedang terjadi kepada orangtuanya. Kalau sudah dalam tahap si anak stres berat, ada baiknya bawa ke psikolog anak. Tapi sangat tergantung usia anak, sikap orangtua saat menghadapi masalah. Kadang yang terjadi bisa sebaliknya, lho, hubungan keluarga jadi tambah erat."
Menurut pendapat Adriana, tidak mudah menjadi wanita karier sekaligus ibu rumah tangga seperti Nunun dan Milana. Tak bisa keduanya sejalan-seirama. Pasti sangat sulit. "Kalau saya pribadi, ketika anak-anak membutuhkan saya sebagai ibu, saya tidak akan mengejar karier terlalu cepat. Biarkan dulu semua tumbuh dengan baik, begitu waktunya tepat, barulah saatnya mengembangkan diri. Tapi anak-anak tetap harus ada yang mengawasi."
Rini,Sukrisna,Nove
Foto-Foto: Sukrisna
KOMENTAR