Diceritakan Cindy, penipu yang mengaku sebagai guru anaknya itu meminta sejumlah uang demi sang putri yang kondisinya digambarkan sangat parah. "Kemudian dia meminta untuk segera transfer biayanya. Dia bilang keadaan Sabrina parah, perlu alat untuk stabilisasi otak dan alat pacu jantung," tutur Cindy.
Butuh waktu lama bagi Cindy untuk menenangkan diri. Maklum, ia sangat panik saat mendengar kabar itu. Cindy baru sadar setelah adiknya memberi kabar kalau keadaan anaknya baik-baik saja. Dari situlah Cindy menyadari kalau ia sudah ditipu.
"Adik saya untungnya telepon saya dan bilang Sabrina dalam keadaan sehat di sekolahnya. Lalu dia bilang 'mbak tenang dulu, mbak enggak transfer apa-apa kan?'," kata Cindy menirukan ucapan adiknya. "Saya nangis histeris, dan baru tersadar saat itu. Saya nangis karena Alhamdulillah anak saya enggak kenapa-kenapa dan yang kedua astagfirullahaladzim, saya dan suami baru sadar soal transfer itu, rasanya apa yang dilakukan orang itu terhadap saya tidak termaafkan," kata Cindy sedih.
Menyadari dirinya sudah ditipu habis-habisan, Cindy langsung melapor ke kantor polisi. "Ketika saya akhirnya datang dan melaporkan ke bank, saya hanya dibilangin 'aduh ibu hanya orang yang kesekian'. Saya memang pernah dengar kasus semacam ini cuma tidak mengira itu terjadi sama saya. Saya langsung laporkan ke Polres Jakarta Selatan, karena kerugiannya puluhan juta. Itu uang yang betul-betul kita butuhkan untuk belanja dan kebutuhan lainnya," kata Cindy kesal.
Okki
KOMENTAR