"Adjie itu orang yang kemauannya keras. Kalau kerja, harus sampai tuntas. Setelah sukses, dia selalu bilang ke saya, "Terimakasih, Ibu." Padahal itu hasil kerja keras dia. Adjie juga keras hati dan betul-betul berusaha untuk mencapai cita-citanya dalam segala hal. Dia juga enggak bisa lihat orang susah dan enggak mau ungkit-ungkit kebaikan dia ke orang lain. Adjie juga enggak pernah menjelek-jelekkan orang lain," beber Rose.
Rose mengaku kehilangan orang-orang yang dikasihinya dalam setahun terakhir. "Jelas saya kehilangan sekali. Dia itu anak laki satu-satunya di Jakarta. Sebelumnya, saya kehilangan suami, rasanya sudah seperti nyawa hilang separuh. Sekarang, kehilangan anak. Seperti kehilangan sayap separuh. Sengklek, kalau orang Jawa bilang.," jelasnya.
Adjie merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya, Raden Pandji Sujono Tjondro Adiningrat, menikahi seorang wanita Belanda namun kemudian bercerai. Sang ayah lalu menikahi Rose yang sudah memiliki tiga anak perempuan.
Sejak kecil, Adjie yang lahir di Jakarta 7 Agustus 1967, bermukim di Jakarta. Menginjak usia tujuh tahun hingga tamat SMA, Adjie tinggal di Belanda. Setelah itu, ia kembali lagi ke Indonesia dan menetap di Jakarta, sementara dua adiknya tetap tinggal di Belanda.
Renty, Antie
KOMENTAR