NOVA.id - Ada rumah tinggal yang merangkap rumah makan, ada rumah tinggal yang turut merangkap kos-kosan.
Dan saat kini semakin banyak startup bermunculan, semakin banyak pula pengusaha yang menyatukan fungsi kantor dan rumah tinggal di dalam satu bangunan.
Apakah wajar? Tentu saja.
Malah, hal ini sejatinya jadi bukti, betapa rumah tinggal kita sebetulnya bisa memiliki fungsi “komersial” lain.
Baca juga: Mengunci Diri di Mobil. Dokter Hewan Ingin Sampaikan Pesan ini Kepada Warga
Hanya saja, jika tak dirancang dengan baik, rumah yang dibuat “multifungsi” ini tentu tak akan cantik dan membuat nyaman sang penghuni.
Sebaliknya, ketika kita mampu merencanakan pembangunan rumah yang juga nantinya bakal berfungsi sebagai kantor dengan baik, maka lingkungan keduanya, rumah dan kantor akan menjadi nyaman.
Keuntungan tak kasat matanya, kita tentu jadi lebih hemat bujet karena tak perlu sewa kantor di ruko atau di gedung tinggi yang biayanya jelas relatif mahal.
“Secara pribadi, aku pernah bekerja di (bangunan) yang bawahnya kantor dan di atasnya rumah. Keuntungannya untuk si owner, dia lebih hemat bujet. Dia bisa lebih menyatukan pengeluaran kantor dan rumah, dibagi dua. Mungkin dia merasa bujetnya kebesaran (kalau dipisah), jadi kalau kantor dan rumah disatuin bisa dibagi. Untung pula dari segi efektivitas waktu. Dia enggak perlu pergi terlalu jauh dari rumah ke kantor,” jelas Rica J. Ishak, desainer interior prinsipal dari Studio Satu.
Baca juga: Selamat! Setelah Taklukan LDR Tasya Kamila Resmi Bertunangan
Sayang, pada akhirnya ruang privasi kita pun harus rela dibagi.
Sebab bagaimanapun juga, sifat mendasar dari rumah tinggal, kan, adalah privacy-nya.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR