“Saya enggak malu, tentunya. Kalau saya enggak punya ibu kayak gini, gimana cara saya belajarnya, gitu.
Beda dan saya jadi tahu betul artinya gimana, sih, susah? Gimana benar-benar dari ‘ada’ sebenarnya, orangtua saya mampu dulu, terus tiba-tiba dibalik jadi enggak punya apa-apa. Tidur pun enggak nyenyak.
Setiap pagi sampai malam juga diketuk pintunya untuk bayar utang dan merasakan hidup dari sumbangan tetangga,” kenang Putri.
Baca Juga : Hamil Anak ke-4, Ratna Galih Ternyata Ngidam Makanan Tradisional Ini!
Kendati demikian, Putri Ayu sadar betul apa yang ibunya lakukan tak lain adalah sebagai bentuk upaya menyekolahkan anak-anaknya hingga punya pendidikan yang layak.
Buat apa malu, pikir Putri, bila memang ibundanya terpaksa berutang demi kepentingan anak-anaknya?
“Tapi kalau buat ngelawan (rentenir) enggak, cuma bantuin sembunyiin (mama) saja. Kakak-kakak saya, sih, pernah ngelawan sampai pernah berantem, gitu.
Baca Juga : Terungkap! Ini Dia Penyebab di Balik Amblesnya Jalan Raya Gubeng Surabaya
Jadi cuma kakak saya yang berani ngelawan kayak gitu. Kalau saya enggak. Gimana mau ngelawan orang, saya bukan apa-apa,” kata Putri Ayu.
“Ya, down sih pasti. Tapi kalau saya perlihatin, siapa yang mau kuatin ibu saya? Kan di situ cuma saya,” lanjutnya.
Lantas sebagai bentuk bakti seorang anak, Putri bahkan sempat ingin menjadi TKI di luar negeri untuk mencari penghasilan tambahan demi melunasi utang-utang.