NOVA.id - Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan penyebaran konten hoax hampir ditemukan merata di berbagai platform media sosial.
Konten-konten hoax tersebut kerap kali ditemukan di satu media sosial kemudian disebarkan ke platform media-media lain.
Data Kemenkominfo menyebut pada tahun 2018 total konten hoax mencapai 62 konten hoax politik.
Baca Juga : Kanker Payudara Sebabkan Kematian Terbanyak, Sudah Tahu Apa Gejalanya?
Disusul Januari 2019, ditemukan sebanyak 175 konten dari berbagai bidang dan di antara 81 konten hoax yang berkaitan dengan Pemilu 2019.
"Di Februari ini, tanggal 8 ya ini ada 15 hoax, cukup marak. Ada 10 hoax paling berdampak di 2018 nomer satu itu Ratna Sarumpet," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ferdinandus Setu.
Dia hadir di Kampus C Universitas Airlangga Surabaya pada Jumat (8/2/2019).
Baca Juga : Kisahkan Perjuangan untuk Dapatkan Momongan, Inul Daratista Rela Dicerai oleh Suami Demi sang Anak
Jumlah tersebut menurutnya merupakan jenis hoax yang ditemukan namun ada ribuan konten viral dari berbagai jenis hoax tersebut.
"Itu jenisnya ya kalau viralnya banyak. Kami pakai kata kunci yang diperbincangkan publik, seperti cebong, ngomongin Presiden Jokowi, Sandiaga. Satu jam mesin kami bisa menarik ratusan ribu pembicaraan kemudian diverifikasi. Ini merata mulai dari Facebook, Twitter dan capture dikirim ke Whatsapp," tambahnya.
Ferdinandus mengatakan pihaknya sudah mentake down ribuan akun kemudian diserahkan ke pihak kepolisian untuk penegakan hukum.
"Sesuai dengan UU ITE 11 tahun 2008, menyebutkan, Pemerintah berwenang memutuskan akses dalam hal ini Menkominfo. Sudah banyak yang kami take down, hampir 100 ribuan akun," pungkas Ferdinandus.
Artikel ini pernah tayang di laman tribunews.com dengan judul Kemenkominfo Take Down Ribuan Akun Penyebar Hoax, Konten Kasus Ratna Sarumpaet Paling Banyak Disebar