NOVA.id – Seorang perempuan cantik asal Australia, Wynni Jones, begitu antusias ketika dirinya diundang untuk menjadi salah satu pembicara di peringatan bagi korban serangan teror dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Acara peringatan tersebut digelar di Castlemaine, sebuah kota kecil pedalaman negara bagian Victoria.
Wynni yang sudah menjadi mualaf sengaja diundang ke acara tersebut sebagai pembicara untuk menyuarakan toleransi antar sesama umat beragama.
Baca Juga : Oats Sebagai Solusi Praktis Untukmu yang Sering Skip Sarapan!
Mengutip ABC Australia, Kamis (28/03), Wynni juga menyuarakan akan dukungannya kepada suku Aborigin Dja Dja Wurrung, pencari suaka, dan kelompok imigran dari berbagai negara di Australia.
Wynni mengungkapkan bahwa kebencian tidak dimulai dari aksi teror namun lewat diskriminasi.
"Kebencian dimulai dengan seseorang yang tidak ingin saya menggunakan jilbab, tidak ingin duduk di sebelah saya di tram, atau berteriak mengejek saya di jalanan," kata Wynni.
Baca Juga : Hanya untuk Renovasi Rumah Barunya Pangeran Harry dan Meghan Markle Habiskan Biaya hingga 56 Miliar Rupiah!
"Teroris sudah gagal, karena apa yang kita lihat malah kesatuan yang luar biasa dan kekuatan," ujar perempuan berkulit putih itu seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (26/03).
Wynni sendiri sudah menjadi mualaf dan memeluk Islam tiga tahun lalu.
Ia juga mengisahkan bagaimana dirinya mengenal Islam.
Tahun 2015 lalu ia mengikuti program pertukaran pemuda Australia-Indonesia (AIYEP) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Awalnya ia mengenakan hijab karena menghormati budaya warga setempat di Banjarmasin.
Namun ketika kembali ke Australia ia tetap mengenakan jilbabnya.
Baca Juga : 5 Zodiak Ini Memiliki Disiplin Terutama untuk Dirinya Sendiri, Siapa Saja Mereka?
"Menggunakan jilbab menjadi bentuk penolakan perempuan sebagai objek dan seksualisasi tubuh perempuan," ujar Wynni.
Keluarga Wynni sendiri mendukung penuh keputusannya mengenakan hijab sebagai kewajiban seorang muslimah.
Meski begitu tak bisa dipungkiri jika keluarganya mencemaskan Wynni karena masih adanya islamophobia di Australia.
Baca Juga : Kejadian Langka, Seorang Perempuan Melahirkan Sebulan Setelah Kelahiran Anak Pertamanya, Kok Bisa?
Di tahun 2017, perempuan yang sedang menyelesaikan program doktor di University of Melbourne untuk bidang studi hukum hak perempuan itu menikah dengan pria asal Indonesia.
Wynni dinikahi oleh Syahrial Umar, pria asal Aceh yang sekarang bekerja sebagai guru bahasa Indonesia di sebuah sekolah dasar di Bendigo.
"Castlemaine adalah tempat yang baik untuk membesarkan keluarga," kata Wynnie yang pertama kali bertemu suaminya di program AIYEP.
Nah, dari program AIYEP ini Wynni belajar bagaimana bangsa Indonesia bisa hidup rukun walau berbeda-beda suku, agama, dan ras.
Meski pernah mendapat perlakuan rasis dari warga Indonesia gara-gara dirinya berhijab, Wynni mengaku tak mempermasalahkan hal itu.
"Solidaritas yang ditunjukkan komunitas (Castlemaine) sangat penting bagi saya pribadi karena mereka mengatakan menerima dan akan melindungi kami," ujarnya yang sempat merasa takut dan khawatir setelah serangan di Christchurch. (*)
Artikel ini pernah tayang di laman GridHot.id dengan judul Secuil Kisah Bule Cantik Wynni Jones, Dipersunting Pria Indonesia dan Jadi Pembicara di Forum Kerukunan Umat Beragama