NOVA.id - Keindahan kain-kain Nusantara rasanya selalu menarik untuk diulas, terlebih jika kain tersebut sudah modern.
Tilik saja yang dihadirkan Purana pada Indonesia Fashion Week 2019, yang menawarkan napas baru untuk perempuan milenial dalam bergaya etnik.
Mengusung tema Sarong Revisited, busana kain wastra dihadirkan dengan tampilan androgynous.
Baca Juga : Wirang Birawa Blak-blakan Sebut Mulan Jameela Sebagai Isti yang Tak Bawa Hoki untuk Ahmad Dhani!
Tampilan itu pun bisa terlihat dari outerwear, kimono, top, dan hybrid item; seperti outerwear yang bisa menjadi dress, dan atasan yang bisa menjadi dress.
“Untuk teknis pembuatan polanya memang cukup rumit, namun prosesnya sangat menyenangkan, karena begitu melihat kain Tenun Desa Langa yang motifnya sangat moderen dan di luar dugaan, juga paduan warna yang sangat fashionable, saya semakin bersemangat,“ ujar Nonita Respati selaku Creative Director Purana.
Kali ini, Purana memang menggandeng Pengrajin Tenun Desa Langsa dari Flores yang didaulat oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) untuk menghadirkan napas baru dalam berbusana.
Baca Juga : Ida Adriansyah Hadirkan Nuansa Kebun ke Busana Modest di IFW 2019: Lembut nan Elegan!
Nonita mengaku mengajak para pengrajin Tenun Desa Langsa, karena untuk memberdayakan perempuan-perempuan di desa tersebut agar angka human trafficking di sana berkurang.
Oleh karena itu, tenun dihadirkan dengan siluet begitu modern seperti denim dan linen bermotif garis, yang membuat tampilan jadi lebih edgy.
“Dengan tenunan, kami harapkan masyarakat Desa Langa, Flores menjadi berhikmat dan bermartabat,” tutup Suster M Goretti RGS, sebagai pengelola Ecojindo
Baca Juga : Gading Marten Disebut Dekati Dokter, Roy Marten: Alhamdulillah, Harus Move On!
Salut! (*)