Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$ $12,2 miliar, menjadi US$ 13,6 miliar di tahun 2016, dan meningkat menjadi US$15 miliar pada tahun 2017 lalu.
Tahun 2018 perolehan devisa pariwisata diproyeksikan sebesar US$ 17,6 miliar dengan perhitungan capaian 16,2 juta wisman dikalikan aspa (avarage spending per arrival) atau rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar US$ 1.100/wisman.
“Perolehan devisa pariwisata tahun ini akan menempatkan posisi pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, mengalahkan atau sejajar dengan devisa crude palm oil (CPO) sebesar US$ 16 miliar berada di urutan teratas,” kata Arief Yahya.
Baca Juga : Bhineka Tunggal Ika Antarkan Album Dilan 1990-1991 Raih 3 Platinum Award
Oleh karenanya, tak heran atas kerja keras Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata membuatnya mendapatkan penghargaan sebagai Menteri Berprestasi Tinggi.
Ketua Pelaksana Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja, Darma Tyanto Saptodewo menjelaskan, penghargaan ini diberikan untuk mendorong meningkatnya keselarasan antara Kementerian dan Lembaga dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembangunan nasional.
IAMPI menginginkan agar dana masyarakat digunakan untuk kegiatan yang mempunyai manfaat besar bagi masyarakat dan dikelola secara efisien dan efektif.
Baca Juga : Kini Pacari Irma Darmawangsa, Irfan Sebaztian Bantah Pernah Pacaran dengan Elly Sugigi