NOVA.id – Tak selamanya menjadi anggota kerajaan itu hidup nyaman, setidaknya itulah yang akan dirasakan oleh Putri Aiko.
Putri Aiko merupakan anak dari Kaisar Jepang, Naruhito, yang usianya masih 18 tahun dan berparas cantik.
Namun, Putri Aiko ini terancam akan hidup kesepian seumur hidup, ia juga tidak bisa memimpin kekaisaran Jepang karena ia merupakan perempuan.
Sedihnya lagi, saat sang ayah diangkat menjadi kaisar, Putri Aiko pun tidak bisa menyaksikan proses pengangkatan sang ayah tersebut.
Memang begitu pilu hidup Putri Aiko sejak ia resmi menjadi putri kekaisan Jepang, yang memiliki budaya begitu banyak.
Tak seperti negara lainnya, budaya di Jepang memang begitu masih dijaga dan tidak bisa diubah oleh siapapun.
Baca Juga: Hijab Kekinian ala Shireen Sungkar, Intip Potretnya yang Manis dan Santun
Karena itu, banyak orang khususnya perempuan merasakan kepedihan yang dirasakan Putri Aiko.
Sebab, sebagai anak tunggal Naruhito, Aiko secara teknis harus selangkah lebih dekat dengan takhta itu sendiri, tetapi perempuan tidak akan pernah menjadi permaisuri.
Tidak seperti kebanyakan monarki modern, termasuk Inggris, hanya laki-laki yang dapat mengambil takhta.
Baca Juga: Gerakan Menuju 100 Smart City Resmi Melaju Setelah Melengkapi Formasi
Namun, buat Putri Aiko itu tidaklah menjadi masalah karena ia lebih khawatir jika masa depannya ia akan hidup kesepian.
Sebab, menurut aturan kekaisaran, dia hanya bisa menikahi seorang bangsawan.
Jika dia menikahi rakyat jelata, dia akan dilucuti dari gelarnya dan akses ke kekayaan keluarga.
Baca Juga: Olla Ramlan Ikuti Suami Sahur Hanya Minum Air Putih, Ternyata Ini Alasannya
Putri Aiko akan dihadapkan dengan pilihan untuk tetap melajang, namun tetap mendapatkan gelar putri, atau ia menikah dengan rakyat biasa dan kehilangan segala yang ia miliki.
Sebab, tak lagi keluarga bangsawan yang memiliki anak laki-laki untuk dinikahi Putri Aiko.
Baca Juga : Bandeng Teriyaki, Sajian Mantap dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Namun, beberapa tahun belakang ini, ada gugatan dari rakyat untuk mengganti hukum kekaisaran, sehingga kekaisaran Jepang kemungkinan akan dipimpin oleh Ratu.
Jika waktu itu tiba, maka hidup Putri Aiko pun menjadi lebih baik.(*)