2. Raja Tutankhamun, menderita cacat tengkorak
Meskipun peninggalannya adalah sebagai firaun emas dari Mesir kuno, tes DNA terhadap mayat mumi Raja Tutankhamun menunjukkan bahwa penguasa Mesir ini sekitar tahun 1300 SM sebenarnya adalah memiliki kelainan genetik dan bertubuh lemah.
Ini karena tradisi kerajaan Mesir yaitu saudara dan saudari yang menikahi seorang lelaki lain.
Raja Tutankhamun naik takhta pada usia 10 dan bertahan hanya sampai usia 19, dia kemungkinan memiliki langit-langit mulut sumbing, kaki bengkok, dan skoliosis, serta tengkorak memanjang dan cacat.
Dia mungkin membutuhkan tongkat untuk berjalan dan bukti menunjukkan dia menderita malaria karena sistem kekebalan yang lemah.
Firaun Mesir menghormati pernikahan saudara kandung, yang dipengaruhi oleh legenda bahwa dewa Osiris menikahi saudara perempuannya, Isis, untuk mempertahankan garis keturunan murni.
Baca Juga: Usai Keceplosan Suaminya Ada di New York, Luna Maya Ternyata Sudah Pakai Cincin di Jari Manis
3. Raja George III yang memiliki urin berwarna biru
Raja George III dari Inggris, yang pemerintahannya terkenal ditandai dengan kehilangan Revolusi Amerika, kemungkinan memiliki kelainan genetik yang lebih memengaruhi pikirannya daripada tubuhnya.
Dia diyakini menderita porfiria, penyakit yang membuat urin pasien berwarna ungu kebiruan dan menyebabkan serangan kegilaan.
Pengujian medis modern menunjukkan porfiria umum terjadi di House of Hanover, tempat Raja George III berasal.
George III menghabiskan dekade terakhir pemerintahannya bersembunyi dan akhirnya kehilangan penglihatan dan pendengarannya.
Baca Juga: Pernah Mati Suri Usai Melahirkan, Paramitha Rusady Ungkap Perubahan yang Terjadi Padanya