Paling tidak, menurut Prof. dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK(K)., Guru Besar Mikrobiologi Klinik FKUI dan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, ada tiga mekanisme salah yang terjadi dalam tubuh sehingga menimbulkan reaksi autoimun.
Namun, untuk negara-negara seperti Indonesia, penyebab yang paling sering adalah karena infeksi bakteri, infeksi virus, dan adanya salah pengenalan dari kerja sistem imun.
Yap, pada beberapa keadaan, sistem kekebalan humoral ataupun kekebalan seluler tubuh salah mengenali komponen self sebagai komponen non-self.
Kok, bisa?
“Kejadiannya bisa karena adanya reaksi silang atau cross reactivity, misalnya dalam hal infeksi bakteri. Reaksi silang ini terjadi karena ada kemiripan antara antigen bakteri yang baru masuk (non-self) dengan struktur salah satu komponen self dalam tubuh. Jadi, ada kemiripan itu sehingga terjadi salah pengenalan yang menyebabkan sistem imun jadi menyerang tubuh sendiri,” ujar Prof. Amin.
Celakanya, autoimun sulit dideteksi, apalagi, jika masih dalam tahap awal.
Baca Juga: Juga Dialami Selena Gomez, Penyakit Autoimun yang Serang Ashanty Bikin Dirinya Jadi Gampang Frustasi