Namun takdir bicara lain, di hari itu Ria berpulang tepat pukul 04.40 WIB di RSCM, saat Mayky menunaikan ibadah salat subuh.
“Ada Mbak Dewi dan suster nemenin (jaga di kamar rawat inap Ria Irawan, red.). Pas saya balik, semua sudah pada nangis. Suster bilang, kayaknya sudah enggak napas,” ucap Mayky dengan tarikan napas yang berat.
Ria dinyatakan meninggal karena sudah tak kuat lagi memompa paru-paru yang setengahnya sudah terendam air, hingga mengakibatkannya sulit bernapas.
“Dokter bilang, dia masih bisa bertahan sampai kemarin itu sudah gila. Sebelum-sebelumnya, dokter heran kasusnya gini dan dia masih ada. Kan, sudah bolak-balik rawat inap, enggak sekali-dua kali, sudah berkali-kali,” tambah Mayky pelan.
Ria Irawan memang berjuang begitu keras dan gigih.
Mayky mengakui kegigihan Ria untuk bisa terbebas dari kanker endometrium yang sudah menjalar ke berbagai organ di dalam tubuhnya.
“Tapi ya gitulah, cara ngomong Ria, enggak yang gimana-gimana, enggak yang drama-drama. Biasa aja. Kalau ditanya sakit apa? Sakit semuanya. Gimana rasanya? Remuk. Yang kuat ya, Iyalah. Semangat ya, Pasti. Dia jawab gitu doang,” tutur Mayky berkaca-kaca.