NOVA.id - Benar adanya jika masyarakat saat ini semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental.
Buktinya, kita semakin sering mendengar istilah coaching dan konseling.
Kalau konseling, rasanya sudah banyak yang mengenalnya, tapi coaching baru belakangan ramai diperbincangkan.
Baca Juga: Praktik Psikolog Bodong Menjamur, Ini Saatnya Memilih yang Asli
Perbedaan mendasar di antara keduanya bisa dilihat dari tenaga profesional yang melakukannya.
Konseling biasanya dilakukan oleh seorang psikolog, sedangkan coaching biasa dilakukan oleh seorang coach.
Tetapi dalam keseharian, masih banyak yang mencampurkan pemahaman coaching dan konseling ini.
Bahkan, parahnya, ada, lho yang melakukan keduanya, padahal dirinya bukan seorang coach ataupun psikolog.
Buat kita yang belum pernah berkonsultasi ke psikolog atau coach, bisa bingung bila membutuhkan bantuan.
Harus pergi ke mana, nih, psikolog atau coach, ya? Atau keduanya?
Baca Juga: Ramai Kasus Psikolog Abal-Abal yang Libatkan Selebgram, Begini Cara untuk Pilih Psikolog Terpercaya
Apakah keduanya sama-sama bisa memperbaiki kesehatan mental? Coach itu bisa memberikan konseling seperti seorang psikolog enggak? Terus, psikolog bisa memberikan coach juga enggak, ya?
Nah, daripada bingung, alangkah baiknya kita mengetahui dulu perbedaan psikolog dan coach, agar bisa memilih ahli yang tepat dan tidak terjebak.
Paling tidak, ada tiga hal mendasar yang membedakan keduanya, yakni lisensi, peran, dan keahlian lainnya.
Baca Juga: Agar Selalu Harmonis dan Romantis, Psikolog Ungkap 3 Poin yang Harus Ada di Rumah Tangga
Lisensi
Psikolog
Menurut Dra. Suhati Kurniawati, Psikolog, atau bisa disapa Iin, tidak semua orang yang belajar psikologi bisa melakukan praktik sebagai psikolog.
Pasalnya, untuk bisa mendapatkan sebutan psikolog dan melakukan praktik seperti konseling dibutuhkan lisensi khusus dan resmi.
Baca Juga: Asyik, Sekarang Usir Rasa Cemas dan Depresi Hanya dari Ujung Jari
Lisensi atau izin praktik ini biasanya dikeluarkan oleh beberapa lembaga, di ataranya Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), dan APIO (Asosiasi Psikolog Industri Organisasi).
Lisensi ini juga ditentukan dengan preferensi si psikolog, apakah dia psikolog klinis, psikolog anak, atau psikolog industri.
Bagaimana mengetahuinya?
Baca Juga: Jangan Bersedih, Jasa Pemeluk Profesional Sudah Ada di Indonesia, Mau Coba?
Kita bisa melihat gelar di belakang nama ahli tersebut.
Menurut Iin, seseorang yang bisa memberikan sesi terapi adalah mereka yang memiliki kata-kata “Psikolog” di belakang gelarnya. Misalnya, M.Psi, Psikolog.
Selain itu, biasanya beberapa psikolog akan menampilkan izin praktik pada plang tempat mereka bekerja, atau jika masih ragu, kita bisa bertanya langsung.
Baca Juga: Perempuan yang Bekerja Bisa Lebih Stres dari Pria, Peneliti Ungkap Alasannya
Coach
Seorang coach juga perlu memiliki keahlian, maka itu dibutuhkan pendidikan serta praktik dan latihan khusus untuk menjadi seorang coach handal.
Coach yang benar adalah coach yang bersertifikasi.
Baca Juga: Work from Home, Ini Cara Agar Siap Kerja dari Rumah dan Terhindar Virus Corona
Ada beberapa lembaga internasional untuk memberikan sertifikasi coach sekaligus pelatihannya, salah satunya International Coach Federation (ICF).
Akan tetapi tidak ada gelar khusus untuk seorang coach seperti laiknya psikolog.
Di Indonesia cukup banyak orang yang tidak memiliki sertifikasi sebagai coach, tapi melakukan coaching.
Baca Juga: Sering Dipandang Sebelah Mata, Ini Tips untuk Perempuan agar Terus Bertahan di Bidang STEM
Apakah kita boleh menggunakan jasanya?
Sebenarnya, jika tidak dilakukan secara resmi, boleh saja.
Maksudnya, satu orang meminta bantuan coaching pada orang lain yang dia percaya karena dianggap sangat membantu.
Baca Juga: Marak Kasus Pelecehan Seksual, Beberapa Tips Ini Dapat Digunakan Untuk Menolong Mental Penyintas
Meskipun orang yang membantu itu belum menguasai sepenuhnya teknik coaching.
Akan tetapi, jika menjadi sesuatu yang resmi, seperti permintaan khusus dari lembaga perusahaan atau perorangan, plus ada tarifnya.
Maka ini merupakan pelanggaran.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Pintar Atur Uang, Filosofi Kaizen Khas Jepang Ini Bantu Kita Capai Mimpi
Peran
Psikolog
Seseorang yang membutuhkan jasa psikolog adalah mereka yang memiliki masalah yang demikian berat dalam hidupnnya, terutama menyangkut emosi dan kejiwaan.
Biasanya mengenai trauma di masa lalu.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Pintar Atur Uang, Filosofi Kaizen Khas Jepang Ini Bantu Kita Capai Mimpi
Trauma ini artinya luka.
Luka yang terdapat di dalam batin atau hati seseorang yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesehatan mentalnya.
Nah, yang bisa menyembuhkan luka ini adalah seorang psikolog.
Baca Juga: Tak Selalu Formal, Professional Pun Bisa Bikin Kulwap lo! Seperti Apa?
Coach
Coach berperan membantu seseorang yang mengalami hambatan hidup untuk mencapai tujuannya.
Maka itu, berbeda dari pskikolog yang fokus pada masalah di masa lalu, seorang coach akan lebih berorientasi pada masa kini dan masa mendatang.
Baca Juga: Kuliah Via Whatsapp: Solusi Belajar di Rumah Jika Ruang Gerak dan Waktu Para Ibu Terbatas
Dalam menjalankan perannya, coach membantu seseorang untuk melangkah maju, meningkatkan potensi diri secara maksimal, dan mencapai tujuan hidup yang dicita-citakan.
Coach pada dasarnya tidak menangani masalah-masalah hidup yang berubungan dengan emosi atau masalah kejiwaan.
Nah, jika yang menghambat seseorang untuk maju adalah luka di masa lalu dan belum disembuhkan, biasanya kurang cocok dilakukan pendekatan dengan teknik coaching.
Baca Juga: Anak Dibully Temannya, Ini Saran dari Psikolog untuk Orangtua
Keahlian
Psikolog
Mungkin kita bertanya, apakah seorang psikolog bisa juga melakukan coaching?
Well, seorang psikolog akan lebih fokus pada aspek sosial sehingga penanganan yang diberikan berupa terapi psikologi (psikoterapi) dan konseling.
Namun begitu, ada juga psikolog yang belajar teknik coaching sampai menjadi coach.
Baca Juga: Agar Selalu Harmonis dan Romantis, Psikolog Ungkap 3 Poin yang Harus Ada di Rumah Tangga
Jika seseorang hanya memiliki lisensi psikolog, biasanya teknik coach hanya digunakan di dalam sesi praktik psikologinya, sebagai bagian dari terapi, bukan digunakan sepanjang sesi.
Biasanya ini dikenal dengan istilah coaching conversation.
Coach
Lalu, apakah coach bisa melakukan konseling?
Coach bisa saja membantu orang menyelesaikan masalahnya (yaitu berupa hambatan).
Tapi jika penghambat terlalu besar seperti masalah trauma masa lalu, maka coach membutuhkan bantuan dari psikolog untuk melakukan psikotherapi, misalnya.
Seorang coach yang memegang lisensi sebagai psikolog, bisa melakukan sesi terapi laiknya seorang psikolog.(*)