Di masa isolasi mandiri untuk mencegah penyebaran virus corona seperti sekarang, jelas work from home jadi pilihan sebagian besar perusahaan.
Awalnya, tentu kita merasa kerja di rumah jadi sesuatu yang berpotensi menyenangkan.
Tidak harus ketemu bos setiap hari, tidak harus macet-macetan di jalan, bisa lebih banyak bertemu anak dan pasangan, dan bisa pakai baju yang lebih santai.
Baca Juga: Work From Home, Saatnya Kompak dengan Pasangan Soal Urusan Rumah
Tapi nyatanya memasuki minggu demi minggu, kita mungkin mendapati diri menjadi lebih lelah.
Apalagi chatting soal kerjaan dan jadwal concall (conference call) seperti tidak pernah usai menambah beban pekerjaan yang sudah ada.
Ketika Anda berusaha memenuhi semua list pekerjaan yang harus diselesaikan, bahkan bela-belain hingga lewat jam kerja sampai nyebrang ke akhir pekan...
Menurut Anda, apakah Anda seorang pekerja keras atau workaholic?
Baca Juga: Catat! Generasi Milenial Wajib Miliki 3 Sikap Ini untuk Tingkatkan Karir di Era Serba Teknologi
Menurut Jobstreet, pekerja keras dan workaholic memang sulit dibedakan karena keduanya sama-sama berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya.
Namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menyikapi beban kerja yang menjadi tanggung jawab mereka.
Umumnya, pekerja keras bisa merealisasikan work-life balance.
Mereka tahu kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat.