Pemilik Bengkel Ini Kaget Bukan Kepalang Temukan Tagihan Listrik Bengkelnya Membengkak hingga Rp20 Juta, Begini Penjelasan PLN

By Ratih, Jumat, 12 Juni 2020 | 06:30 WIB
Listrik rumah (rd.com)

Berdasarkan pada faktur tagihan yang diterima oleh Teguh, jumlah tagihan pada Februari sebesar Rp 2.152.494.

Kemudian pada Maret sebesar Rp 921.067 dan pada April kembali naik menjadi Rp 1.218.912. Namun pada bulan Mei tagihan listrik yang harus dibayar naik drastis menjadi Rp 20.158.686.

"Logikanya tidak mungkin bisa sampai tagihan (listrik) segitu. Apa yang saya gunakan?” jelasnya.

Baca Juga: Akui Tak Mampu Bayar Tagihan Listrik Sebanyak Rp8,6 M, Pemkot Solo Kebingungan Cari Jalan Keluar: Uang Kita Sudah Habis

Belakangan, Teguh mengetahui bahwa ada kebocoran daya reaktif (kVarh) yang membuat tagihan itu meningkat tajam.

Kebocoran disebabkan alat berupa kapasitor yang sudah rusak dan tidak berfungsi. Kebocoran daya reaktif itu terdeteksi setelah meteran listrik diganti ke meteran digital.

Teguh menyesalkan pihak PLN yang tidak memberikan sosialisasi terkait dengan alat kapasitor tersebut saat mengganti meteran listriknya.

"Harusnya disurvei dulu ya. Kalau kapasitor saya rusak dan meteran digital sensitif. Karena namanya orang jualan harus memberikan pelayanan. Mereka asal main ganti," ujar Teguh.

Baca Juga: Keluhkan Tagihan Listrik yang Sampai Rp17 Juta per Bulan, Begini Penjelasan PLN kepada Raffi Ahmad dan Nagita Slavina