"Pagar tembok itu dibangun sejak tahun 2017 lalu," kata Wisnu saat dihubungi, Jumat (24/07).
Ia terpaksa menggunakan kursi kayu sebagai pijakan untuk melompati tembok itu.
Sebenarnya, ada akses alternatif yang bisa dilewati Wisnu tanpa harus melompati tembok tersebut.
Akan tetapi, jalur alternatif yang merupakan gang di samping rumahnya itu hanya selebar badan orang dewasa.
"Ya sulit kalau begitu mau masuk rumah,” imbuhnya.
Gara-gara tahi ayam
Kepala Desa Gandukepuh Suroso mengatakan, masalah pembangunan pagar tembok itu disebabkan masalah sepele.
Suroso menceritakan, Wisnu memelihara ayam pada 2016.
Saat itu, M bersama suaminya sering menginjak tahi ayam saat melewati jalanan di depan rumah Wisnu.
Karena kesal, M membangun pagar tembok di depan rumah Wisnu pada 2017.
"M sama suaminya lewat kadang kadang mlecoki telek (menginjak tahi ayam) yang memicu masalah. Akhirnya ya dipagar itu," kata Suroso.