NOVA.id – Pasien yang menderita Covid-19 memiliki kemungkinan untuk sembuh. Meski proses kesembuhan yang dialami setiap pasien berbeda-beda, tergantung usia, penyakit bawaan yang diderita, hingga jenis kelamin.
Di Indonesia sendiri angka pasien sembuh jumlahnya terus meningkat. Menurut laman covid19.go.id, per Sabtu (5/12/2020) jumlah pasien sembuh adalah 470.449 orang.
Meski demikian, sebuah studi yang dilakukan sekelompok peneliti dari University of Michigan Health System menunjukkan, pasien yang sembuh dari Covid-19 atau disebut penyintas, tak lantas dapat hidup normal seperti sedia kala.
Studi tersebut dilakukan terhadap 488 pasien penyintas Covid-19 di Amerika Serikat yang menjalani penyembuhan dengan rawat inap di rumah sakit. Rata-rata dari mereka sudah dinyatakan sembuh kurang lebih dua bulan sebelum penelitian.
Mereka berisiko mengalami tiga masalah dalam hidupnya. Adapun, ketiganya masalah tersebut bukan melulu soal kesehatan fisik, melainkan psikologis, keuangan, dan sosial.
Sebagian pasien memang masih mengalami gejala seperti batuk dan napas yang lebih berat.
Namun, selain kondisi kesehatan yang belum sepenuhnya baik, sebanyak 36 persen dari pasien yang menjadi responden menyatakan kesulitan untuk menjalani kehidupan normal. Sebab, keuangan menjadi melemah akibat ketidakmampuan untuk bekerja selama perawatan.
Sebanyak 40 persen mengalami persoalan emosional karena selain kesehatan yang belum juga pulih, perekonomian pun memburuk. Beberapa dari mereka kehilangan mata pencaharian.
Selain itu, 25 persen pasien sembuh yang sudah kembali bekerja merasa bahwa tugas dan tanggung jawabnya di tempat kerja dikurangi.
"Untuk sebagian besar pasien yang selamat, mereka mudah sakit yang berkelanjutan, termasuk ketidakmampuan untuk kembali ke aktivitas normal, gejala fisik dan emosional, dan kerugian finansial, sering terjadi. Data ini mengkonfirmasi dampak Covid-19 melampaui rawat inap," tulis peneliti dalam studi mereka yang dipublikasikan di Journal of Internal Medicine.