Transisi ke Energi Ramah Lingkungan, Solusi untuk Perubahan Iklim

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 8 Januari 2021 | 10:31 WIB
Transisi ke Energi Ramah Lingkungan, Solusi untuk Perubahan Iklim (istock)

Selain itu juga dapat mengembangkan produk hijau baru yang lebih ramah pasar, hingga perluasan bisnis EBT.

Adapun skenario normal berbasiskan kebijakan nasional terkait pengurangan karbon yang ada saat ini dan skenario optimis berbasiskan upaya pemerintah yang lebih besar dalam mendorong perusahaan mengurangi karbon untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam kondisi normal, ekonom Bank DBS mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan batu bara tetap sama hingga 10 tahun ke depan, biaya operasional untuk riset dan pengembangan bisnis juga akan meningkat untuk upaya pengurangan karbon.

Baca Juga: Hidup dalam Dunia Modern, Mari Investasi Energi Terbarukan dan Produk Ramah Lingkungan

Pada skenario optimis, output sektor pertambangan batu bara turun sedikit setiap tahunnya dalam 10 tahun mendatang.

Tak hanya itu, terdapat langkah yang lebih agresif untuk mendiversifikasi pendapatan sementara pajak karbon tidak diimplementasikan.

Industri minyak dan gas sendiri akan mengalami penurunan keuntungan karena kelebihan kapasitas kilang, sementara harga jual rendah.

Baca Juga: Mitsubishi Ajak 99 Orang Coba 4 Mobil Terbarunya Termasuk Xpander Cross dan Mobil Ramah Lingkungan