"Hubungan antara kolesterol makanan dan kolesterol darah tidak sejelas yang kita duga. Kita harus lebih fokus tentang lemak trans dan lemak jenuh," ucap Koch.
Jadi, kita tak perlu ragu lagi saat ingin mengonsumsi telur sebagai menu sarapan. Protein dalam telur akan membantu pemulihan otot kita.
Selain itu, lemak dalam telur yang selalu dianggap buruk akan membantu tubuh menyerap vitamin D dan E.
Baca Juga: Yuk Sayangi Diri Sendiri dengan Lakukan Perawatan di Klinik Kecantikan Terbaik Indonesia
Namun, konsumsilah telur dalam jumlah wajar dan jangan terlalu berlebihan.
Menurut Koch, ini memang terdengar klise.
Tapi demi kesehatan, sebaiknya kita mengonsumsinya dalam jumlah sedang.
“Seharusnya kamu tidak makan empat omelet telur setiap hari.
Baca Juga : Zul Zivilia Terancam Hukuman Mati dan Pernah Diterpa Isu Selingkuh, Sang Istri Akui akan Tetap Setia
Tapi satu telur sehari akan memberi manfaat maksimal," ucapnya.
Penelitian baru-baru ini memang menunjukkan lemak jenuh tidak seburuk yang pernah kita pikirkan.
Namun, Koch menyarankan agar kita tetap berhati-hati.
Pedoman Diet A.S. menganjurkan agar kita mendapat asupan kalori dari lemak jenuh kurang dari 10 persen per hari.
Baca Juga : Ditinggalkan Irwan Mussry, Putri Dessy Ratnasari Trauma Panggil Daddy: Dia Bukan Ayahku
"Mengonsumsi kuning telur juga dapat membantu atlet mempertahankan berat badannya dengan lebih baik, berkat kandungan proteinnya," kata Koch.
Bagian kuning telur, kata Koch, juga membantu atlet membangun lebih banyak otot daripada hanya mengonsumsi bagian putih saja.
"Manfaat mengonsumsi telur utuh lebih besar daripada risiko mengonsumsi kolesterol dan lemaknya," kata Koch. (*)
Artikel ini sudah pernah tayang di laman Kompas.com dengan judul Kuning Telur "Versus" Putih Telur, Manakah yang Lebih Sehat?