"Perempuan yang mengalami Imposter Syndrome harus menyadari bahwa orang lain menghargai keahlian mereka, dan mereka bisa terus berkembang lewat proses."
"Di sisi lain, mereka bisa berbincang dengan orang yang dipercayainya agar memahami bahwa ketakutan mereka sebetulnya tidak beralasan."
Meski marak ditemui pada masyarakat luas, namun hal tersebut masih terbilang jarang dibahas di Asia khususnya di Indonesia.
Baca Juga: Diderita Anak Dede Sunandar, Berikut 8 Fakta Tentang Sindrom Williams
Oleh karena itu, melalui kampanye #RealDeal yang diprakarsai oleh Procter & Gamble, perusahaan Fast-Moving Consumer Goods bersama Lazada, mengulasnya lewat film pendek Vimeo yang mengisahkan kisah nyata dari seorang pebisnis asal Singapura, Yeo Wan Qing, yakni sosok pendiri perusahaan yang bermisi sosial, Hatch.
Yeo Wan Qing, mengatasi Imposter Syndrome setelah mengambil langkah berani untuk bersikap terbuka dengan orang-orang terdekatnya dan membahas segala kendala yang ditemuinya.
Melalui film pendek tersebut, P&G berinisiatif untuk turut memberikan pemahaman dan dukungan khususnya bagi para perempuan Indonesia yang mengalami sindrom tersebut, P&G mengajak mereka untuk terus percaya diri serta meyakinkan mereka bahwa mereka tidak berjalan sendirian.