Nova.id – Seorang ibu memiliki peran penting di rumah. Salah satunya, menjaga kesehatan keluarga dengan mencukupi kebutuhan gizi harian. Namun, di era serba modern seperti sekarang, ibu menghadapi tantangan dalam menjalankan peran tersebut.
Pasalnya, godaan untuk berkuliner dan menjadikan makanan sebagai hiburan (entertainment food) menjadi lebih tinggi.
Guru Besar bidang Keamanan dan Gizi Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ahmad Sulaeman, MS menyebut, masifnya teknologi membuat makan dijadikan sebagai ajang untuk gaya hidup hingga eksistensi diri.
“Dahulu, orang-orang makan untuk hidup. Namun sekarang pola tersebut berubah menjadi makan untuk eksistensi, hidup untuk makan, sampai makan untuk gaya hidup,” ujar Prof Ahmad dalam webinar AJI-NO-MOTO “Strategi Menyusun Menu Menyehatkan Keluarga: Peranan Rasa Umami”, Sabtu (28/8/2021).
Baca Juga: Investasi Emas Dinar Dinilai Lebih Menarik daripada Dirham, Ini Alasannya
Pola hidup tersebut, kata Prof Ahmad, membuat banyak anak muda maupun orang dewasa terbiasa mengonsumsi makanan siap saji dan melupakan pentingnya makanan yang bergizi baik dan seimbang.
“Perubahan sikap dan cara pandang terhadap makanan membuat prevalensi penyakit meningkat. Di tengah pandemi Covid-19, risiko penyakit berat seperti stroke, kanker, dan diabetes tetap mengintai seluruh anggota keluarga,” lanjutnya.
Mengatasi tantangan tersebut, Prof Ahmad memaparkan pentingnya penyusunan menu yang tidak hanya bergizi baik dan seimbang, tetapi juga nikmat untuk menjaga kesehatan keluarga.
Untuk memudahkan para ibu ia pun memberikan panduan berupa empat pilar penyusunan menu untuk konsumsi sehari-hari. Berikut rinciannya.
Baca Juga: Blak-blakan Akui Dapat Ancaman, Pihak KD Siap Polisikan Orang Tua Ayu Ting Ting
1. Pertimbangkan kebutuhan gizi
Dalam mempersiapkan menu makanan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan gizi anggota keluarga. Mengingat dalam satu keluarga terdiri atas beragam usia dan jenis kelamin, Sahabat NOVA bisa menggunakan berbagai jenis makanan dari aneka kelompok makanan utama.
“Makanan bisa terdiri dari sayuran yang tidak banyak mengandung kalori dan lemak. Jangan lupa untuk memberikan buah yang kaya serat dan vitamin untuk kesehatan tubuh dan jantung,” terang Prof Ahmad.
Untuk konsumsi harian, Sahabat NOVA dapat membuat lauk dengan bahan empat sampai lima jenis sayur. Hidangkan satu cup sayur yang dimasak dan satu cup sayur berdaun dalam keadaan mentah.
Sementara untuk buah, Prof Ahmad merekomendasikan untuk mengonsumsi empat sampai lima sajian setiap hari, baik buah segar maupun buah kering.
Baca Juga: Protes Blak-blakan Artis Lain Juga Muncul, Petisi Boikot Saipul Jamil Terus Bertambal
“Makan bijian utuh seperti roti gandum utuh, beras merah, sereal utuh, atau oatmeal bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk memperoleh serat dan vitamin B. Namun konsumsinya harus dibatasi maksimal 2.000 kalori per hari atau enam sampai delapan sajian per hari,” kata Prof Ahmad.
2. Sesuaikan dengan gaya hidup dan alergi anggota keluarga
Sebelum memutuskan untuk menggunakan menu tertentu, ibu harus mengenali apakah ada anggota keluarga yang alergi terhadap makanan. Perhatikan apakah ada anggota keluarga lain yang sedang menerapkan diet khusus atau tidak disarankan memakan makanan tertentu oleh dokter.
“Kenali, adakah anggota keluarga harus menerapkan diet khusus karena alasan kesehatan atau alergi makanan,” ungkap Prof Ahmad.
Apabila salah satu anggota keluarga memiliki gaya hidup vegan atau vegetarian, Sahabat NOVA perlu memilih bahan makanan yang cocok dan dapat dikonsumsi oleh mereka. Bisa juga dengan memberikan opsi menu tambahan agar menu makanan tetap bervariasi.
Baca Juga: Jangan Pernah Malas Bersihkan Miss V Saat Menstruasi, Dampaknya Bisa Bahaya!
3. Mengelola bujet
Agar asupan nutrisi bisa diterima setiap hari, Prof Ahmad menyarankan untuk membeli buah dan sayur yang sedang musim sehingga kesegaran dan gizinya lebih terjamin. Selain itu, harganya lebih murah.
Akan lebih baik jikamenu harian disusun sejak jauh-jauh hari agar Sahabat NOVA mudah memperkirakan bujet belanja yang diperlukan.
Menanam sayuran atau buah di kebun sendiri juga direkomendasikan Prof Ahmad. Menurutnya, sayuran yang dipetik langsung dari kebun lebih bergizi dan sehat. Selain itu, Sahabat NOVA dapat menghemat bujet belanja di pasar.
“Jika punya kebun gizi atau pekarangan pangan lestari, gunakan saja bahan pangan yang ditanam di kebun gizi tersebut,” katanya.
Baca Juga: Walau Praktis, Begini Cara Agar Tak Keterusan Pakai Pinjaman Bank Digital
4. Sesuaikan dengan ketersediaan bahan dan waktu
Setelah ketiga pertimbangan tersebut dilakukan, para ibu tinggal mempersiapkan alat memasak dan bahan yang digunakan. Untuk mempersingkat waktu, kata Prof Ahmad, pastikan ibu menggunakan resep masakan yang mudah dibuat dan sesuai dengan waktu masak yang ibu miliki.
“Jangan memasak makanan yang terlalu rumit. Lebih baik susun rencana berdasarkan waktu memasak yang ibu miliki, serta pastikan ibu juga memiliki alat memasak yang dibutuhkan,” ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa makanan bergizi lengkap harus tetap berpenampilan menarik dan lezat sehingga dapat diterima semua anggota keluarga.
Cita rasa enak, menurut Prof Ahmad, tidak selalu harus dilakukan dengan membuat resep yang sulit dibuat. Sebaliknya, ibu bisa membuat bumbu masakan khas sendiri atau menggunakan bumbu komesial dari bahan alami.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Tak Terima Ditegur Ashanty Masalah Ngidam hingga Melaporkannya ke Krisdayanti
“Salah satu opsi membuat makanan lezat adalah dengan menambahkan penegas rasa. Misalnya dengan menambahkan UMAMI pada makanan,” ungkapnya.
Menurut Kamus Gizi Indonesia, UMAMI merupakan rasa tambahan yang melengkapi empat komponen rasa utama yaitu manis, asam, pahit, dan asin. Saat ini UMAMI dapat dengan mudah diperoleh dengan penambahan makanan berkandungan monosodium glutamate (MSG).
Meski kerap dianggap tidak menyehatkan, Prof Ahmad menyebut, sampai saat ini belum ada bukti penelitian yang kuat yang menyatakan MSG sebagai penyebab gangguan kesehatan.
Sebaliknya, ia melanjutkan, kandungan UMAMI mampu membantu melancarkan pencernaan, menurunkan asupan garam, serta menjaga kesehatan air liur dan mulut.
Baca Juga: Rayakan Harpelnas, Direksi Morula IVF Indonesia Sapa Pasien Secara Langsung
“Kandungan UMAMI mampu meningkatkan cairan ludah dan cairan lambung sehingga makanan lebih cepat dicerna. UMAMI juga mengurangi asupan garam. Jika biasanya penggunaan garam selalu dipakai dua sendok teh, sekarang hanya satu sendok teh dan setengah sendok teh UMAMI,” jelas Prof Ahmad.
Keajaiban rasa UMAMI dapat diperoleh oleh Sahabat NOVA dalam produk AJI-NO-MOTO®️. Sebagai informasi, AJI-NO-MOTO®️ memiliki bahan baku alami, yakni tetes tebu, jagung, dan singkong. Seluruh proses produksi dilakukan dengan standar Jepang melalui proses fermentasi yang bersih dan ketat.
Setiap bulir AJI-NO-MOTO®️ terdiri atas komponen asam amino, natrium, juga air. Kandungan UMAMI tersebut dapat mempercepat pengosongan lambung, membangkitkan selera makan, serta membuat tubuh lebih segar.
Namun, ada baiknya untuk tidak mengonsumsi UMAMI dari MSG secara berlebihan. Menurut riset yang diterbitkan oleh Journal of Clinical Nutrition (2011), disebutkan bahwa batas aman untuk konsumsi MSG maksimal 0,4 gram perhari atau sekitar 1-2 sendok teh setiap harinya.
Dengan mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan mengandung UMAMI, keluarga bisa tetap sehat sekaligus merasakan makanan yang lezat dan enak.