Nova.id - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi menyatakan bahwa persebaran berita palsu atau hoaks masih menjadi ancaman serius.
Dalam Siaran Pers Menolak Hoaks Covid-19 dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPC PEN, Kamis (25/11/2021), Dedy mengatakan persebaran hoaks di media sosial masih menjadi perhatian khusus.
"Sampai saat ini, Kementerian Kominfo sendiri sejak Januari 2020 hingga 25 november 2021 telah mengindentifikasi beragam hoaks dan disinformasi," ujar Dedy dalam keterangan resmi, Jumat (26/11/2021).
Salah satu hoaks yang masih marak tersebar adalah informasi tentang Covid-19. Kemenkominfo menemukan sebanyak 1.999 isu hoaks Covid-19 pada 5.162 unggahan media sosial. Facebook menjadi platform dengan hoaks terbanyak dengan jumlah 4.463 unggahan.
Baca Juga: Hoaks Masih Bertebaran di Tengah Pandemi, Kominfo Ajak Masyarakat untuk Lebih Waspada
Kemenkominfo pun sudah melakukan pemutusan akses terhadap 5.031 unggahan dan menindaklanjuti 131 unggahan hoaks lainnya.
Selain itu, ditemukan juga hoaks seputar vaksinasi Covid-19 sebanyak 395 isu pada 2.449 unggahan. Lagi, isu terbanyak ditemukan di Facebook dengan 2.257 unggahan. Sementara itu, 2.449 unggahan sudah diputus akses.
Kemenkominfo juga menemukan hoaks seputar pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan jumlah 48 isu pada 1.194 unggahan media sosial. Facebook masih menjadi platform dengan isu hoaks terbanyak, yakni 1.176 unggahan. Sebanyak 1.038 hoaks sudah dihapus sementara 156 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.
Meski demikian, kata Dedy, pertambahan isu hoaks dan sebaran konten hoaks di media sosial minggu ini tidak melebihi angka minggu lalu.
Baca Juga: Orang Terdekat Termakan Hoaks Covid-19? Ini Langkah Berbicara yang Tepat pada Mereka
“Secara keseluruhan, di minggu ini terdapat total 13 pertambahan isu di 82 unggahan hoaks Covid-19, vaksinasi Covid-19, dan PPKM. Semetara di minggu yang lalu, terdapat total 16 pertambahan isu di 86 unggahan hoaks,” jelas Dedy.
Selama seminggu terakhir, Dedy juga menyebutkan beberapa contoh hoaks yang perlu ditangkal bersama. Salah satunya, hoaks yang menyebut bahwa CEO vaksin merk Pfizer ditangkap agen FBI karena melakukan penipuan dan pemalsuan data vaksin.