Penyebab Demam Tinggi Setelah Melahirkan, Waspada Infeksi ini!

By Ratih, Selasa, 21 Desember 2021 | 19:08 WIB
Ilustrasi demam setelah melahirkan (demaerre)

NOVA.id - Setelah melahirkan, banyak ibu baru mengalami demam yang berkisar di suhu 37-37,5 derajat Celcius.

Namun apabila demam setelah melahirkan lebih tinggi dan tak kunjung turun dalam waktu 48 jam, maka terjadi infeksi yang harus ditangani.

Segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan terbaik.

Melansir GridHealth, ada beberapa penyebab demam setelah melahirkan ini:

Baca Juga: Melahirkan di Tanggal Cantik, Fairuz A Rafiq dan Sonny Septian Dikaruniai Anak Laki-Laki

1. Sisa plasenta dalam rahim

Beberapa menit setelah bayi lahir, umumnya plasenta akan segera menyusul keluar.

Tapi jika rahim tidak berkontraksi dengan baik, maka proses pelepasan plasenta tidak dapat berjalan dengan sempurna.

Sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim selama lebih dari 30 menit disebut retensio plasenta.

Rahim yang tidak bersih rentan infeksi serta perdarahan.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Nyeri Setelah Melahirkan Secara Normal, Ikuti Gerakan Ini

2. Ketuban pecah sebelum waktunya

Dalam waktu 6 hingga 8 jam setelah ketuban pecah, ibu sudah harus ke rumah sakit.

Kecuali bila sebelumnya sudah diberitahu bahwa bayi di dalam kandungan melintang, maka saat ketuban pecah tidak boleh menunda lagi.

Ibu harus langsung ke rumah sakit untuk berbaring agar tali pusar tidak turun dan membahayakan janin.

Baca Juga: Habis Melahirkan, Kapan Boleh Berhubungan Intim Lagi? Ternyata Patokannya Bukan Cuma Waktu

3. Kebersihan yang tak terjaga pada organ intim/luka bekas operasi

Kebersihan organ intim/luka bekas operasi pascapersalinan wajib dijaga agar tidak menimbulkan  infeksi.

Demam usai melahirkan pun akan terjadi jika ada infeksi.

Baca Juga: Viral Paula Verhoeven Pakai Pilis, Ini Manfaat Pilis Bagi Ibu yang Baru Melahirkan

4. Persalinan macet

Dokter harus berkali-kali melakukan pemeriksaan dalam sehingga kuman bisa masuk melalui vagina hingga ke rahim.

Untuk mengurangi risiko tersebut, pemeriksaan dalam sebaiknya dibatasi maksimal tiga kali hingga saat persalinan.

Selain itu, dokter ataupun penolong persalinan yang akan melakukan pemeriksaan dalam diwajibkan membersihkan tangannya dengan sabun atau cairan disinfektan.

Sarung tangan yang digunakan pun harus dalam kondisi bersih dan telah melalui proses sterilisasi.

Baca Juga: Payudara Nyeri Saat Menyusui dan Berhubungan Intim Pasca Melahirkan, Ini Alasannya

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)