Kini Dilebur dengan BRIN, Ini Sejarah Lembaga Eijkman yang Jadi Lembaga Penelitian Biomedis Indonesia

By Alsabrina, Minggu, 2 Januari 2022 | 18:02 WIB
Lembaga Eijkman yang kini dilebur dengan BRIN (Dok. Kompas.com)

Sejarah dan Profil Eijkman

Lembaga Eijkman (Eijkman Institute) menggunakan nama Christiaan Eijkman, sang direktur pertama pada lembaga penelitian tersebut sekaligus pemenang Hadiah Nobel pada akhir abad ke-19.

Dikutip dari situs resmi Nobel Prize, Christiaan Eijkman lahir pada 11 Agustus 1858 di Nijkerk, Belanda (Gelderland atau The Netherlands) dan meninggal pada 5 November 1930 di Utrecht, Belanda.

Chistiaan Eijkman memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran bersama Sir Frederick Hopkins pada 1929 karena penemuannya akan vitamin.

Melansir Encyclopaedia Britannica, Eijkman adalah dokter dan ahli patologi Belanda yang menunjukkan keterkaitan antara pola makan buruk menyebabkan beri-beri dan berujung pada penemuan vitamin.

Baca Juga: Jadi Joki Vaksin, Pria Ini Ngaku Disuntik Vaksin 16 Kali, Apa Efeknya?

 

Eijkman menerima gelar dokter dari University of Amsterdam pada 1883 dan menjabat sebagai petugas medis di Hindia Belanda (1883-1885).

Ia bekerja dengan Robert Koch di Berlin pada penelitian bakteriologis dan kembali ke Jawa pada 1886 untuk menyelidiki penyebab beri-beri.

Eijkman diangkat sebagai direktur laboratorium penelitian untuk anatomi patologis dan bakteriologi dari Sekolah Kedokteran Jawa di Batavia (Jakarta).

Pada 1890, terjadi polineuritis pada ayam-ayam yang dijadikan percobaan. Eijkman melihat kemiripan mencolok yang terjadi pada ayam-ayam dan polineuritis yang terjadi pada beri-beri.

Baca Juga: Sempat Panik dan Histeris hingga Menangis Waktu Divaksin, Ayu Ting Ting Sigap Tenangkan Bilqis