Diet Meal Replacement Vs Real Food, Mana Lebih Baik? Yuk, Ketahui Manfaat dan Risikonya!

By Annisa Octaviana, Jumat, 7 Januari 2022 | 08:01 WIB
Diet (iStockphoto)

2. Bagaimana supaya tidak ketergantungan?

Segala hal yang membuat ketergantungan memang kurang baik. Itulah sebabnya, kamu tak boleh bergantung pada meal replacement dalam jangka waktu yang lama.

Bila kamu memutuskan untuk lepas dari meal replacement dan tak mengatur pola makan, bisa-bisa berat badan kamu malah kembali naik.

“Ketika berat badan udah oke, jadi mau makan ini deh, makan itu deh. Dietnya itu kayak cuma terapi aja. Kita maunya badan juga sehat, metabolisme lebih bagus, bonusnya langsing,” kata Shintya.

Jadi, jangan sampai kamu lupa diri dan melahap banyak makanan tanpa pikir panjang, ya.

Baca Juga: 5 Cara Menurunkan Berat Badan Setelah Libur Natal dan Tahun Baru

 

3. Apa risiko yang bisa terjadi?

Demi menghindari kondisi kesehatan yang buruk akibat diet yang asal-asalan, kamu perlu memonitor sendiri penggunaan meal replacement.

Kalau komposisi enggak sesuai, sel-sel yang ada di dalam tubuh kita bisa rusak, juga lebih sulit untuk menurunkan beran badan.

“Kalau misalnya diet dalam jangka waktu lama, ada zat gizi yang ada di makanan lain yang kita perlukan. Seperti ada nutrisi, asam lemak esensial, dan vitamin lain yang enggak kita dapat,” tutur Shintya.

Misalnya kalau hitungan kalori kurang pas, kamu bisa mengalami malnutrisi atau kekurangan nutrisi.

4. Meal replacement Vs. real food, mana lebih baik?

Baik meal replacement atau real food memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, nih.

Meskipun real food lebih disarankan, meal replacement juga diperbolehkan untuk dikonsumsi pada waktu-waktu sibuk, sehingga lebih memudahkan kamu.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)