NOVA.id - Angka kasus Omicron di Indonesia belakangan semakin mengkhawatirkan.
Namun di tengah situasi tersebut, muncul lagi Covid-19 baru, yakni Deltacron.
Para ilmuwan di Siprus telah mengidentifikasi 25 pasien terinfeksi gabungan varian Delta dan Omicron ini.
Kendati demikian, para peneliti masih membutuhkan waktu untuk mempelajari varian ini.
Leonidos Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, mengatakan Covid-19 varian "Deltacron" memiliki struktur genetik yang mirip varian Omicron dengan genom Delta.
Selama ini, infeksi Covid biasanya hanya melibatkan satu strain mutan, tetapi dalam kasus yang sangat jarang, dua varian dapat menyerang pada saat yang bersamaan.
Jika ini juga menginfeksi sel yang sama, mereka mungkin dapat bertukar DNA dan bergabung untuk membuat varian baru virus corona.
Kini, hal tersebut terbukti dari 25 kasus Deltacron ini.
Baca Juga: Kasus Omicron Naik, Ahli Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia
Bulan lalu, pemimpin Moderna memperingatkan tentang mutan hibrida yang dia khawatirkan akan lebih buruk daripada yang saat ini melanda seluruh dunia.
Dr Paul Burton, Pemimpin perusahaan medis pembuat vaksin Covid-19 itu, memperingatkan tingginya jumlah Delta dan Omicron membuat kombinasi itu mungkin terjadi.
Dia mengatakan kepada anggota parlemen di Komite Sains dan Teknologi, bahwa 'pasti' mungkin virus dapat bertukar gen dan memicu varian yang lebih berbahaya.
Para peneliti telah memperingatkan bahwa peristiwa-peristiwa ini, yang secara ilmiah disebut 'peristiwa rekombinasi', mungkin terjadi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah memperingatkan bahwa Omicron bukan varian terakhir Covid-19.
"Ketika virus bersirkulasi memasuki tahun ketiga pandemi, dunia akan melihat lebih banyak lagi (varian virus corona)."
"Jadi, sangat tidak mungkin Omicron akan menjadi varian terakhir yang akan Anda dengar," kata Dr Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis Covid-19 Program Darurat Kesehatan WHO, dilansir dari Tribunnews.
Untuk varian Omicron sendiri, ada beberapa alasan transmisinya sangat efisien (cepat menular).
Pertama, mutasi yang dimilikinya. Virus bisa menempel pada sel manusia dengan lebih mudah.
Varian Omicron memiliki mutasi yang memungkinkannya melakukan itu.
Kedua, manusia memiliki apa yang disebut pelarian imun.
Ini berarti, orang bisa terinfeksi ulang, baik jika mereka terinfeksi sebelumnya ataupun telah divaksinasi.
Ketiga, replikasi Omicron ada di saluran pernapasan bagian atas manusia, dan itu berbeda dari Delta dan varian lainnya, termasuk strain asli yang ada di saluran pernapasan bagian bawah, di paru-paru.
Baca Juga: Keringat Berlebih di Malam Hari Jadi Gejala Baru Varian Omicron
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)