Menurut Gembong, flexing sebenarnya lumrah dilakukan.
Hanya saja, dalam dunia investasi flexing bisa mengarah pada penipuan alias investasi bodong.
Pasalnya, kekayaan dipamerkan sebagai umpan penawaran produk investasi yang diklaim memiliki imbal hasil besar secara singkat dengan risiko rendah.
“Kalau bicara penipuan, ya, investasi bodong. Sekarang coba dipikirkan, ada enggak produk investasi yang memberikan hasil besar dan cepat namun risikonya rendah? Itu too good to be true. Tidak ada,” tegas Gembong.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)