NOVA.id - Kasus bullying anak atau perundungan anak belakangan jadi sorotan.
Isu perundungan atau bullying ini tidak hanya menerpa anak-anak orang biasa. Bullying bisa juga para anak pesohor atau artis, serta public figure terkemuka.
Banyaknya kasus yang terungkap membuka mata masyarakat tentang masalah yang selama ini kerap diabaikan.
Meskipun dilakukan anak usia dini hingga remaja, perundungan bisa berdampak fatal bagi masa depan korban.
Baik fisik maupun psikis bisa terluka akibat bullying anak.
Di sinilah peran orangtua sangat penting untuk mencegah masalah besar ini terjadi.
Orangtua wajib tahu bentuk-bentuk bullying anak, antara lain:
- Bullying Fisik (physical bullying), berupa memukul, menampar, mendorong, menggigit, menendang, mencubit, mencakar, hingga pelecahan seksual.
- Non-fisik (non-physical bullying), berupa mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memanggil dengan julukan atau kecacatan fisik, dan lain-lain. Ini terbagi lagi menjadi verbal bullying (dengan perkatan) dan non-verbal.
- Cyberbullying, merupakan perundungan melalui media elektronik.
Lalu, apa saja upaya atau cara mencegah bullying pada anak yang bisa dilakukan keluarga?
- Membangun komunikasi antara anak dengan orangtua.
- Memperkuat peran orangtua dalam mencegah perundungan, baik di rumah maupun di sekolah. Sosialisasi dan advokasi terkait hak anak pada orangtua.
- Melaporkan kepada sekolah jika anak menjadi korban.
- Menyelaraskan pendisiplinan tanpa merendahkan martabat anak, baik di rumah maupun di sekolah.
- Menyiapkan anak untuk menghadapi perundungan dengan berkata tidak.
- Memberikan pengertian kepada pelaku perundungan untuk ikut mencegah.
Meskipun orangtua tak bisa sepenuhnya mengawasi kegiatan anak di luar sekolah, sediakan rumah sebagai tempat anak 'kembali'.
Buat anak menjadi nyaman di rumah dan merasa dilindungi oleh orangtua agar bisa meminta bantuan.
Dengan demikian, efek bullying bisa dihentikan dengan dukungan orangtua serta pihak sekolah.
Yuk peduli pada kesehatan mental anak! (*)