NOVA.id - Ingat dengan sinetron Hidayah yang jadi buah bibir dan banyak ditonton di tahun 2000an?
Kali ini, Hidayah kembali hadir, lo Sahabat NOVA. Tapi, bukan di layar kaca.
Masih dengan judul yang sama, Hidayah hadir dalam format layar lebar sebagai film horor religi Indonesia yang tak kalah mencekam dari sinetronnya.
Bagaimana jalan ceritanya? Masih sama? Berikut sinopsis singkatnya.
Yap, kisahnya sendiri merupakan adaptasi dari sinetronnya. Tapi kali ini sang sutradara Monty Tiwa kembali mengemasnya secara apik dalam film berdurasi 89 menit.
Filmnya sendiri menceritakan Bahri (Ajil Ditto), mantan narapidana yang ingin mengubur masa lalunya dengan menjadi ustaz muda.
Dia lantas memutuskan untuk pindah ke sebuah desa.
Sayangnya saat pindah ke desa bernama Mekarwangi, ia justru menemukan beberapa kejadian aneh dan gangguan gaib yang misterius.
Padahal, kepindahannya itu ingin membuatnya lebih tenang. Toh, sang sahabat, Hasan (Alif Joerg) mengatakan akan membantunya selama tinggal di Desa Mekarwangi.
Baca Juga: Film Titanic Bakal Balik ke Bioskop Untuk Rayakan Hari Jadi yang Ke-25, Catat Tanggalnya!
Tapi, Desa Mekarwangi malah mengalami gangguan gaib, yang dipercaya disebabkan oleh Ratna (Givina), teman lama Bahri.
Ketika datang ke desa, Bahri menemukan Ratna, teman lamanya, yang kesakitan akibat suatu penyakit parah, tetapi ia tak kunjung menemui ajalnya.
Sehingga, Ratna selalu merasakan kesakitan. Teriakan kesakitan Ratna pun selalu memecah dan menghantui penghuni desa setiap malam.
Tak hanya diganggu oleh teriakan Ratna, desa itu nyantanya mendapat gangguan juga dari makhluk gaib yang menghantui warga.
Suatu hari, kondisi kesehatan Ratna memburuk hingga ditemukan meninggal dunia.
Melihat hal itu, Bahri lantas dijadikan kambing hitam dan dipaksa bertanggung jawab atas semua masalah yang terjadi sejak kedatangannya.
Lantas bagaimana kelanjutannya?
Film Hidayah sendiri sudah bisa disaksikan di bioskop sejak 12 Januari 2023 kemarin, lo.
Tambahan informasi, film Hidayah sendiri seharusnya tayang pada 20 Oktober 2022 lalu.
Namun, terpaksa ditunda karena satu dan lain hal. (*)