Cerita Inspirasi Pengusaha Perempuan Indonesia yang Berhasil Jual Nasi Padang di Belanda

By Widyastuti, Senin, 10 April 2023 | 22:04 WIB
()

 

 

NOVA.id - Memperkenalkan dan melestarikan makanan Indonesia adalah tugas semua orang Indonesia, termasuk para diaspora atau orang Indonesia di luar negeri.

Para diaspora ini bertugas untuk mengenalkan aneka kekayaan makanan Indonesia di luar negeri agar berbagai kuliner Indonesia ini dikenal dunia.

Warga Belanda umumnya sudah tak asing dengan berbagai makanan Indonesia. Bahkan ada beberapa makanan Indonesia yang jadi favorit orang Belanda, salah satunya sate sambal kacang.

Bahkan sambal kacang ini banyak dijadikan saus untuk berbagai makanan, termasuk Frietje sate atau kentang goreng saus sate.

Detty Janssen, salah satu diaspora Indonesia di Belanda adalah salah satu orang yang memperkenalkan makanan Indonesia di negara Kincir Angin tersebut.

Melalui JualanKu, Detty memperkenalkan masakan Indonesia yang autentik yang berspesialisasi di Nasi Padang sejak 25 Juni 2018 lalu.

“Awalnya tidak pernah terpikir untuk buka usaha di Belanda, apalagi jualan nasi Padang karena saya bukan orang Padang. Tapi karena kangen dengan makanan Indonesia dan susah sekali dapat yang sesuai rasa yang saya mau, akhirnya coba bikin sendiri di rumah,” kata Detty Janssen, owner catering JualanKu.

JualanKu sendiri juga menjadi wadah ekspresi Detty untuk membantunya menghadapi masalah mental illness, bipolar disorder yang dialaminya.

“Lewat memasak Karena harus bisa terus fokus, agar mood terus bisa stabil. Begitu juga dengan waktunya, saya bisa bekerja dari rumah dan bisa melakukan semua yang dimau sendiri (full of control). 

Baca Juga: Cari Cuan di Bulan Ramadan, Bisa Ikuti Kompetisi Inspirasi Resep Ramadan!

Kalau lagi kecapekan, saya bisa libur. Kalau malas masak, libur dulu. Kalau lagi semangat, masak lagi. Jadi konsep usaha seperti ini sangat membantu saya menjalani hidup juga sebagai seorang dengan bipolar,” katanya.

Berawal dari Nasi Padang

Nasi Padang menjadi makanan favorit di bisnis rumahan miliknya. Dalam sehari dia bisa menjual sekitar 200 bungkus Nasi Padang lengkap dengan aneka lauk dari sate udang, ayam bakar, gulai, sampai daun singkong dan sambal ijonya.

Namun dalam perjalanannya, berbagai menu ditambahkan. Misalnya Nasi Bali, Bubur Ayam, Bakso, Sate Ayam, sampai aneka Jajan Pasar.

Demi mendapatkan citarasa autentik, Detty sampai berguru langsung pada UMKM sampai tukang makanan keliling di Indonesia.

Namun dalam kamusnya, quality over quantity, Detty memiliki sistem usaha yang berbeda dari kebanyakan usaha kuliner rumahan lain, baik di Belanda ataupun di Indonesia. Dia menerapkan sistem food war limited edition.

“Berbeda dari warung lainnya, JualanKu ini punya sistem pemesanan yang berbeda. Konsepnya seperti catering makanan Indonesia. Calon pembeli harus siap-siap war dan rajin-rajin lihat social media kami. Menunya apa dan berapa porsi, harus cepet-cepetan.”

“Jadi di hari ini saya lagi mood masak nasi padang, ada bahannya, lalu saya unggah di Instagram dan facebook kalau saya mau masak nasi padang tapi dengan kuota terbatas, mungkin sekitar 20-30 porsi saja.”

Ketika menawarkan dagangan melalui platform online, mau jam berapa pun ditawarkan (diupload tengah malam pun) dagangan terjual dalam hitungan menit saja. Semua makanan habis, dan semua seperti cepet-cepetan untuk order karena takut kehabisan. Itupun masih banyak yang protes karena enggak kebagian. Wah itu bangga sekali saya.”

Selain itu, dalam metode penjualannya, JualanKu tidak melakukan pengiriman atau delivery makanan lewat metode apapun. Semua pemesan diharuskan mengambil sendiri semua pesanan ke warungnya. 

“Banyak yang protes awalnya, tapi kami ingin semua makanan fresh. Kami buat di hari itu dan kirim di hari yang sama. Kalau pakai jasa pengiriman, nanti ada masalah di jalan dan terlambat lalu makanannya sudah tidak terjamin lagi kesegarannya. Itu yang kami jaga betul di sini.” 

Meski punya konsep jualan yang unik, karena tak melayani delivery, namun tak menyurutkan niat pelanggan JualanKu di kota Eindhoven ini untuk ikut rebutan memesan. 

“Malahan pelanggan saya ada dari kota-kota tetangga yang jauh di Belanda. Ini hal tergila sih yang saya rasakan. Bisa lho, teman-teman ini menempuh 3 jam perjalanan (Pergi Pulang 6 jam) hanya untuk ambil sebuah makanan di rumah saya.

Baca Juga: Inspirasi Baju untuk Lebaran, Batik Danar Hadi Gelar Fashion Show

 

Bahkan negara tetangga seperti Belgia dan Jerman juga datang hanya untuk sebuah masakan Indonesia yang mereka rindukan. Inilah kekuatan dari makanan Indonesia, di mana-mana pasti ngangenin.”

Detty menyebut, JualanKu juga melayani booking untuk pesta atau orang yang ingin private dinner, atau pop up resto. Bahkan sampai saat tercatat, pesanan private sudah full booked sampe Oktober 2023 mendatang.

Menyasar Orang Indonesia di Belanda

Setelah lima tahun berdiri, JualanKu sudah punya pelanggannya sendiri. Sekitar 80 persennya adalah orang Indonesia dan 20 persen lainnya adalah orang Belanda.

Detty memang mengaku tak berfokus untuk menggaet pasar warga asli Belanda, melainkan orang Indonesia yang ada di Belanda.

“Saya percaya yang bisa melestarikan makanan Indonesia adalah orang Indonesia yang ada di luar negeri. Jadi yang harus diingatkan akan varian dan citarasa autentik makanan Indonesia ya orang Indonesia di luar negeri.

Dengan mengingat citarasanya, kemudahan untuk mendapatkan makanannya, para diaspora ini bisa memperkenalkannya ke orang-orang lainnya, termasuk warga local. Di situlah tujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner Indonesia akan tercapai.”

“Justru tantangan terberatnya adalah menghadapi pelanggan Indonesia yang paham rasa autentik Indonesia. Jadi buat saya, ketika banyak orang Indonesia yang suka makanan Indonesia buatan saya, saya jauh lebih bangga.

Dan orang-orang Indonesia yang membeli makanan kami, juga banyak yang menikah dengan warga lokal. Sehingga ini juga salah satu kampanye mengenalkan makanan Indonesia yang baik melalui orang Indonesianya sendiri. Dan mereka bilang lekker (enak),” tandasnya. (*)