Dinkes Jakarta Bersama Kalventis dan Satgas Imunisasi Dewasa Beri Vaksinasi Influenza Kuadrivalen Pada 600 Tenaga Kesehatan

By Maria Ermilinda Hayon, Sabtu, 13 Mei 2023 | 13:02 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Bersama Dengan PT Kalventis Sinergi Farma dan Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI Memberikan Vaksin Influenza Kuadrivalen Kepada Lebih dari 600 Tenaga Kesehatan Dalam Rangka Pekan Imunisasi Sedunia 2023 ()

 

NOVA.ID - Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Sedunia 2023, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan didukung oleh Kalventis dan Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI memberikan vaksinasi Influenza kepada lebih dari 600 tenaga kesehatan.

Khususnya yang menangani pasien lanjut usia serta yang menangani pasien diabetes

Kemitraan dalam pemberian layanan vaksinasi influenza ini menjadi salah satu langkah dalam menjaga dan melindungi orang-orang yang berisiko tinggi.

Dalam hal ini tenaga kesehatan yang berinteraksi langsung dengan pasien, yang diselenggarakan di RSUD Pasar Minggu - Jakarta Selatan dimulai pada tanggal 11 Mei 2023.

“Kegiatan hari ini merupakan bentuk komitmen Kalventis untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit menular, serta edukasi pentingnya vaksinasi kepada masyarakat Indonesia. Ke depannya, Kalventis akan melanjutkan komitmen kami dalam mengedukasi pentingnya vaksinasi serta meningkatkan cangkupan vaksinasi di Indonesia baik untuk berbagai pihak, termasuk masyarakat umum melalui media sosial @kenapaharusvaksin, serta beragam kegiatan edukasi lainnya,” ujar Ridwan Ong, Presiden Direktur Kalventis.

Sebagaimana diketahui, influenza adalah suatu infeksi virus umum yang dapat mematikan, terutama di kelompok risiko tinggi.

Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI mengatakan bahwa penyakit flu yang disebabkan virus influenza umumnya menyerang saluran pernapasan dengan insiden setiap tahunnya mencapai 1 miliar kasus di seluruh dunia.

Kasus influenza berat setiap tahunnya dapat mencapai 5 juta kasus dan angka kematian hingga 650.000 kasus.

Beliau turut menambahkan, "Influenza bukan sekadar batuk pilek biasa atau yang seringkali dikenal dengan common cold, gejala influenza lebih berat dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem organ lainnya. Influenza dapat memicu serangan jantung dan stroke, dan memperburuk kondisi komorbid yang sudah ada seperti diabetes dan penyakit kronik lainnya.”

Berdasarkan hasil riset Centers for Disease Control and Prevention (CDC)3 di Jakarta Timur, Indonesia, sekitar 31 persen kasus Influenza Like Illness dan 15 persen kasus Severe Acute Respiratory Infection terbukti positif karena virus Influenza.

Tidak hanya itu, berdasarkan Kosen S, "Health and direct economic cost of Influenza disease in Indonesia," presentasi pada workshop Dampak Kesehatan dan Ekonomi Influenza, 2012, Influenza juga memakan biaya sekitar Rp831 miliar untuk kasus rawat jalan, Rp540 miliar untuk kasus rawat inap, sehingga total direct cost mencapai Rp1,396 triliun di Indonesia.

Baca Juga: Ternyata Flu Bisa Ancam Keselamatan Jiwa, Ini Fakta Dari WHO!

Sementara, menurut WHO Vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit infeksi influenza.

Saat ini, berbagai organisasi profesi internasional (WHO dan CDC) dan Indonesia (Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI) merekomendasikan semua tenaga kesehatan melakukan vaksinasi influenza tahunan karena beberapa alasan.

Di antaranya, risiko tertular di tempat kerja yang lebih tinggi, mengurangi risiko tenaga kesehatan menularkan influenza ke pasien rentan, mempertahankan citra dan etika rumah sakit yang berkomitmen untuk mengutamakan patient-safety, dan mengurangi ketidakhadiran kerja para tenaga kesehatan spesialis yang sulit digantikan sehingga keberlangsungan pelayanan kesehatan tetap terjaga.

Bukan apa-apa, virus influenza di alam bebas terus berubah, data epidemiologi terkini menunjukkan empat strain virus Influenza bersirkulasi secara bersamaan.

Yakni, virus Influenza A/H1N1, A/H3N2, B/Victoria, dan B/Yamagata.

Maka dari itu, Vaksinasi Influenza Kuadrivalen memberikan perlindungan lebih luas terhadap virus flu yang beredar karena mencakup dua strain influenza A dan dua lineage influenza B.

Oleh karena itu, vaksinasi Influenza Kuadrivalen tahunan sangat penting terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi, salah satunya tenaga kesehatan yang berinteraksi langsung dengan pasien.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, MM, mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi semua pihak yang telah ikut berperan aktif dalam mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit menular dan melakukan edukasi pentingnya vaksinasi kepada masyarakat di DKI Jakarta.

“Kita harus mampu bersama-sama mengenal risiko penularan virus influenza sehingga tidak menjadi masalah bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah melakukan upaya peningkatan pemahaman terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Selain itu, pencegahan terkait virus influenza ini juga terdapat pilihan yang sangat dianjurkan oleh para Ahli Penyakit Dalam yaitu imunisasi influenza,” ujar Ani.

Senada dengan Ani,  Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Ketua Umum PB PERKENI, dalam paparannya turut mengatakan bahwa berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2021, Indonesia masuk dalam lima besar peringkat untuk penderita diabetes di dunia dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya.

Penderita diabetes lebih rentan terkena infeksi karena adanya gangguan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Ibu Wajib Tahu, Ini Pentingnya Vaksin Influenza untuk Kesehatan Anak

Maka dari itu, ketika penderita diabetes terkena infeksi influenza dampaknya menjadi lebih berat, terjadi peningkatan risiko rawat inap naik hingga 3-6 kali lipat, risiko masuk ICU hingga 4 kali lipat, dan risiko kematian hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.

Vaksinasi influenza pada pasien diabetes terbukti dapat menurunkan angka rawat inap dan kematian.

Respons imun yang dihasilkan vaksin influenza pada penderita diabetes secara umum sebanding dengan dewasa sehat lainnya. Data menunjukkan vaksinasi influenza menurunkan angka kejadian rawat inap yang disebabkan kejadian kardiovaskular pada pasien diabetes tipe 2, termasuk serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.

Data dari berbagai negara juga menunjukkan bahwa meningkatkan cakupan vaksinasi influenza pada kelompok diabetes.

Selain mengurangi jumlah kasus, rawat inap, dan kematian, dapat memberikan keefektifan biaya dan penghematan biaya yang signifikan.

Sehingga vaksinasi influenza sangat direkomendasikan untuk menghindari komplikasi bagi orang dengan risiko tinggi seperti pasien diabetes.

Bahkan, vaksinasi influenza telah tercantum di dalam Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2021 yang dikeluarkan oleh PERKENI.

Beliau menghimbau, agar para penderita diabetes dapat secara proaktif meminta vaksinasi influenza kepada dokter yang menanganinya.(*)