Pabrik daur ulang ini juga berkolaborasi dengan Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial nirlaba yang didirikan oleh kedua organisasi tersebut.
Yayasan ini mendukung penciptaan infrastruktur pengumpulan melalui pengembangan usaha mikro pengumpulan dan berpusat pada usaha sosial serta dukungan masyarakat.
Mahija Parahita Nusantara menyediakan bahan baku untuk fasilitas daur ulang dan, yang terpenting, juga mendukung komunitas pemulung informal dengan pekerjaan yang stabil serta membuka akses terhadap layanan sosial.
“Di Coca-Cola Europacific Partners, sistem ekonomi sirkular loop tertutup yang kami inisiasi merupakan bagian integral dari strategi keberlanjutan kami, karena kami bertujuan untuk mengumpulkan 100% kemasan kami pada tahun 2030 dan untuk memastikan 50% kemasan kami berasal dari rPET (daur ulang),” kata Xavi Selga, Presiden Direktur Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Papua Nugini.
Diketahui, komitmen ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah sebesar 30% dan mengurangi sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025 dalam mengatasi polusi plastik.
Lebih lanjut, The Coca-Cola Company menawarkan setidaknya satu merek yang terbuat dari 100% rPET (daur ulang) di lebih dari 40 negara di seluruh dunia.
Sementara, kemasan rPET sekarang tersedia untuk merek Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dalam kemasan 390ml, dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425ml. (*)