NOVA.ID - Industri kecantikan dan produk kosmetik di Thailand telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan di kawasan Asia Tenggara.
Fenomena serupa juga terjadi di Indonesia, di mana industri kecantikan berkembang positif ketika sektor, bahkan melebihi sektor bisnis yang lain.
"Thailand Cosmetics & Personal Care Business Matching" yang diadakan di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta pada 25 Juli lalu, menyadarkan kedua negara akan potensi yang besar dan menguntungkan.
Jika kedua negara memanfaatkan peluang kolaborasi dan kerja sama di bidang industri kecantikan.
Acara tersebut diselenggarakan sebagai wujud kerjasama antara Kedutaan Besar Thailand di Jakarta, diwakili oleh Minister of Counsellor Kantor Urusan Perdagangan Internasional Kedubes Thailand sekaligus Direktur Thai Trade Centre di Jakarta, Indonesia, Mrs. Hataichanok Sivara, dengan PT ICP Cipta Prima.
Seminar dihadiri oleh kurang lebih 19 perwakilan perusahaan kosmetik dan perawatan tubuh dari Thailand dalam rangkaian kegiatan misi dagang ke Indonesia khusus untuk produk kosmetik dan health care.
Hadir dari Indonesia, para narasumber dari perwakilan Pemerintah Indonesia dan dunia usaha yang diwakili oleh pengusaha yang tergabung dalam KADIN DKI, KADIN Indonesia, sejumlah asosiasi dunia usaha seperti Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK), serta Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi).
Narasumber dari Pemerintah adalah Dra. Dwiana Andayani, Apt selaku Direktur Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI serta Fertiana Santy, MPPM, Ph.D selaku Analis Kebijakan Ahli Madya/Koordinator Kerjasama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama RI.
Direktur Thai Trade Center Jakarta, Hataichanok Sivara, berharap bahwa acara "Thailand Cosmetics & Personal Care Business Matching" dapat menghasilkan terjadinya jalinan koneksi bisnis antara Indonesia dan Thailand, yang diharapkan akan berkembang lebih kuat dengan diadakannya event ini.
Sementara itu, Fertiana Santy, MPPM, Ph.D selaku Analis Kebijakan Ahli Madya/Koordinator Kerjasama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama RI berbicara seputar produk kosmetik halal di Indonesia.
Dalam pertemuan G20 beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo mengemukakan di tahun 2024, Indonesia berpotensi menjadi global hub bagi produk-produk halal.
Mengingat besarnya dukungan ekosistem dan industri yang menjadi mesin penggerak bangkitnya ekonomi nasional menuju Indonesia maju.
Sejalan dengan hal tersebut Kementerian Perindustrian memperkirakan potensi nilai dari produk-produk halal.
Beserta peluang pasar dan kegiatan ekonominya akan mencapai US$303 miliar pada 2022.
Saat ini konsumsi masyarakat Muslim terhadap produk-produk halal sendiri mencapai 3,1 persen menjadi US$2,3 triliun nantinya sampai 2024.
Di tengah berbagai hambatan geopolitik dan pandemi COVID-19, kebutuhan Indonesia untuk memaksimalkan sektor ekonomi dan juga keketuaan Indonesia sebagai Chairman ASEAN di 2023 ini, menjadi katalis bagi perkembangan ekonomi global secara inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan regional ASEAN.
Melihat potensi konsumsi produk-produk halal yang cukup besar.
Isu halal dapat menjadi hambatan teknis di bidang perdagangan.
Sehingga untuk itu pemerintah juga menggalang berbagai kerjasama untuk me-rebranding Halal Indonesia dengan berbagai lembaga kerjasama antara negara baik di dalam dan di luar negeri, sehingga pandangan atau oritentasinya menjadi “Halal Itu Baik (MyHalalMyBaik)“.
BPJPH memandang halal dari berbagai perspektif baik dari sisi ekonomi.
Halal ditujukan untuk setiap orang dan bagi mereka baik yang yakin dan percaya maupun yang tidak percaya.
Karena halal sendiri mengacu pada segi (aspek) kesehatan, keamanan produk (safety), kebersihan (cleanliness), keberlangsungan (sustainability) dan integritas (integrity).
Penyelenggaraan "Thailand Cosmetics & Personal Care Business Matching" mendapat sambutan positif.
Selain mendapatkan pengetahuan yang berharga, para peserta juga dengan antusias menjalin hubungan untuk berkolaborasi dalam bisnis masa depan. (*)