NOVA.id - Pernahkan Sahabat NOVA mendengan kanker kelenjar getah bening?
Jika iya, apakah Sahabat NOVA tahu gejala kanker kelenjar getah bening?
Jika belum, yuk ciba simak agar enggak kecolongan, karena gejalanya sering disepelekan.
Belum lama ini, kita memperingati Hari Kanker Sedunia, tepatnya pada 4 Februari 2024.
Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, di mana kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian.
Di tahun 2020, kasus kanker yang paling umum ditemui adalah kanker payudara (2,26 juta), paru-paru (2,21 juta), usus besar dan rectum (1,93 juta), prostat (1,41 juta), kulit/non-melanoma (1,2 juta), dan kanker perut (1,09 juta).
Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FINASIM, FACP, Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya (POI Jaya), mengatakan, “Kanker adalah masalah kesehatan dengan urgensi yang tinggi. Secara global saja, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak, dengan hampir 10 juta orang meninggal setiap tahunnya."
Hal ini ia sampaikan dalan puncak acara kegiatan “World Cancer Day: ‘Hope, Faith, Love’” pada tanggal 4 Februari 2024 yang dilangsungkan POI Jaya untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran terkait penyakit kanker kepada Masyarakat.
Selain jenis kanker yang banyak dialami di atas, Prof. Ikhwan menambahkan bahwa dari sekian banyak kanker, limfoma Hodgkin atau kanker kelenjar getah bening adalah kanker dengan diagnosis yang masih rendah.
“Kanker kelenjar getah bening jenis Limfoma Hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah.
Penyakitnya ada, tapi sayangnya, pada banyak kasus, baru terdiagnosis setelah berada di stadium lanjut,” jelasnya.
Limfoma Hodgkin (LH) adalah salah satu jenis kanker yang berasal dari sel darah putih yang disebut limfosit.
Limfosit merupakan komponen sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Menurut data Globocan tahun 2020, di Indonesia terdapat 1.188 kasus baru limfoma Hodgkin dengan kematian sebanyak 363 kasus.
Penyebab Limfoma Hodgkin
Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena limfoma Hodgkin.
Mulai dari infeksi virus Epstein-Barr, sistem imun yang rendah sehibgga risiko meningkat pada orang yang terinfeksi HIV (virus penyebab AIDS), orang yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, dan orang dengan penyakit autoimun.
Ada faktor risiko riwayat kelurga, saudara laki-laki dan perempuan dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kelenjar getah bening Limfoma Hodgkin.
Risiko ini sangat tinggi untuk kembar identik dari seorang pasien, dan rentan dialami pada usia 15-30 tahun dan di atas usia 55 tahun.
Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening Limfoma Hodgkin
Menurut Prof. Ikhwan, ada beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit kanker limfoma Hodgkin yang perlu diwaspadai.
Baca Juga: Belajar dari Siti Badriah, Ketahui Gejala Tumor Kelenjar Getah Bening yang Mirip Jerawat
Apa saja gejala kanker kelenjar getah bening Limfoma Hodgkin ini?
1.Muncul benjolan atau pembesaran pada kelenjar getah bening di leher, bawah ketiak, atau pangkal paha.
2.Terjadinya gejala umum yang disebut ‘B symptoms’ atau gejala sistemik seperti demam lebih dari 38°C tanpa penyebab yang jelas, berkeringat berlebihan pada malam hari, turun berat badan lebih dari 10 persen dalam 6 bulan berturut-turut.
“Untuk itu, segera periksakan diri ke dokter apabila merasa memiliki gejala tersebut. Walaupun penyakit kanker limfoma Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi, namun masih ada kemungkinan untuk kambuh sekitar 10-30 persen.
Jadi, semakin dini limfoma Hodgkin dapat dideteksi, semakin cepat dapat ditangani, dan semakin tepat sasaran pengobatan yang diberikan,” jelas Prof. Ikhwan.
Secara umum, harapan hidup pasien limfoma Hodgkin dalam 5 tahun setelah terdiagnosis adalah 89 persen.
Namub perlu diwaspadai jomplikasi penyakit limfoma dapat mencakup penyebaran kanker ke organ lain, penurunan fungsi organ, kerusakan sumsum tulang, infeksi, efek samping pengobatan, dan masalah kesehatan mental atau emosional.
Dalam beberapa kasus, limfoma dapat bersifat agresif dan sulit diobati, menyebabkan prognosis yang lebih buruk.
Sayangnya, kebanyakan kasus limfoma Hodgkin baru terdiagnosis pada stadium lanjut.
Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), beberapa jenis pengobatan Limfoma Hodgkin antara lain, Kemoterapi, Radioterapi, Imunoterapi, dan Terapi Target – yang menargetkan protein pada sel kanker yang mengendalikan pertumbuhan sel kanker, tanpa mempengaruhi sel normal lain.
Jadi segera periksakan diri jika dicurigai muncul seperti gejala kanker kelenjar getah bening limfoma hodgkin ya. (*)