NOVA.ID - Ada beberapa cara mengatasi telinga berdengung terus menerus secara alami yang bisa menjadi pilihan perawatan aman untuk Sahabat NOVA lakukan.
Penyebab telinga berdengung tidak diketahui secara pasti, namun sering dikaitkan dengan gangguan pendengaran dan masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes dan depresi.
Dengung yang muncul di telinga umumnya bukan merupakan masalah kesehatan yang serius karena bisa hilang dengan sendirinya.
Meski begitu, banyak orang yang jengkel, stres, susah tidur, atau susah konsentrasi ketika telinga berdengung terus-menerus.
Sahabat NOVA bisa mencoba beberapa langkah berikut secara alami untuk mengatasi telinga berdengung terus menerus.
Baca Juga: Apakah Membersihkan Kotoran Telinga Bisa Ditanggung BPJS Kesehatan? Cek Penjelasannya Berikut!
Melansir Kompas.com dari Mayo Clinic dan NHS, ada beberapa cara menghilangkan dengung di telinga secara alami yang bisa dicoba, di antaranya seperti berikut.
- Mencoba untuk rileks dengan melakukan latihan pernapasan atau yoga
- Memutar white noise atau bunyi yang menenangkan ketika suasana terlalu sepi, seperti dari kipas angin, musik yang lembut, atau suara radio
- Menggunakan pelindung telinga untuk mengurangi paparan suara yang keras dan mencegah kerusakan saraf di dalam telinga
- Mendengarkan lagu atau musik dengan volume yang rendah, khususnya jika menggunakan earphone
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol, kafein, dan nikotin, karena bisa berdampak negatif pada aliran darah sehingga memperburuk kondisi yang dialami
- Melakukan kegiatan lain, seperti hobi, sehingga tidak terfokus dengan suara berdenging yang muncul.
- Membersihkan kotoran yang kemungkinan menyumbat saluran telinga.
Perlu diingat, telinga berdengung bukanlah suatu penyakit.
Tapi, gejala dari suatu masalah kesehatan atau kondisi tertentu.
Untuk mengetahui penyebab kuping berdenging secara pasti, lakukan pemeriksaan ke dokter.
Masalah kesehatan ini bisa diketahui dengan pemeriksaan fisik, mengecek riwayat kesehatan, tes pendengaran, pemeriksaan gendang telinga, sampai tes MRI atau sinar X. (*)