Miranda Mazuki: Busana Siap Pakai Dekat dengan Selera Pasar

By nova.id, Jumat, 20 Maret 2015 | 06:12 WIB
Miranda Mazuki Busana Siap Pakai Dekat dengan Selera Pasar (nova.id)

TabloidNova.com - Secara garis besar, koleksi busana terbagi atas koleksi siap pakai (ready to wear), semi-couture, dan couture, yang berasal dari Perancis. Walau banyak eksplorasi dan eksperimen di sana-sini, toh, busana siap pakai tetap saja menjadi sebuah koleksi yang mampu merambah banyak segmen pasar.

Ada istilah "from runway to realway" yang lima tahun belakangan dikampanyekan para kritikus mode tanah air. Sekali lagi, bukan soal berapa harga yang harus ditebus untuk memiliki sehelai busana, atau apa merek yang terpasang di bagian belakang kerah sebuah busana.

Boleh dibilang, istilah tersebut menyangkut bagaimana seorang perancang busana membuat karyanya, apa tujuan utamanya, serta bagaimana dia memisahkan antara kepentingan visualisasi di atas panggung dan di luar runway.

Ada pula ungkapan yang mengatakan bahwa perancang busana yang cerdas adalah yang tahu bagaimana memberi proporsi seimbang antara idealisme rancangan dan kebutuhan serta tren pasar yang sedang berkembang. Dengan catatan, jika ia memang bermaksud mendedikasikan karyanya untuk dikenakan masyarakat luas, bukan hanya sekadar ditampilkan dalam peragaan busana semata.

Miranda Mazuki, desainer muda berusia 21 tahun yang baru saja menggelar peragaan busana perdananya kemarin menuturkan persepsinya. Menurutnya, koleksi busana siap pakai dekat dengan selera pasar. Mungkin alasan ini pula yang berada di balik koleksinya yang bertajuk Comfortable Solitude.

Miranda Mazuki Busana Siap Pakai Dekat dengan Selera Pasar (nova.id)
Miranda Mazuki Busana Siap Pakai Dekat dengan Selera Pasar (nova.id)

"Miranda Mazuki: Koleksi busana siap pakai dekat dengan selera pasar. "

Perempuan muda yang tercatat pernah terlibat di departemen visual rumah mode Yves Saint Laurent serta berkesempatan untuk bekerja untuk perancang Joseph Altuzarra tersebut amat paham bagaimana menjalankan sebuah bisnis mode.

Sepintas, ia tak menampik bahwa karakter dan benang merah karya busana adalah senjata utama memperkenalkan dirinya ke publik. Namun, ia pun paham benar jika menangkap kemauan pasar untuk menjangkau pasar juga tak kalah pentingnya. Ini salah satu ciri khas pemikiran desainer muda yang modern.

Desainer lulusan The Fashion Institute of Design & Merchandising (FIDM) di Los Angeles pada tahun 2012 tersebut juga mengungkapkan alasan kuat di balik kiprahnya kembali ke Indonesia. "Kemana pun seseorang pergi semestinya dia kembali pulang ke rumah, begitupun saya," tutupnya.

Ridho Nugroho

FOTO-FOTO: ARSELAN GANIN