TabloidNova.com - "Sebutan haute couture bagi orang Perancis adalah milik mereka, jadi bagi kita sebaiknya cukup menyebut couture saja atau couture collection," kata perancang busana, Didi Budiarjo, saat konferensi pers Pilgrimage beberapa minggu silam.
Apa yang berada di benak Anda ketika mendengar istilah busana haute couture? Kebanyakan pasti membayangkan sebuah adibusana yang dibuat tangan, dilengkapi detail rumit, serta memiliki nilai kreativitas tinggi karena dikerjakan dalam waktu tak singkat.
Jawaban di atas hampir benar adanya, namun ternyata busana dapat disebut haute couture karena mengandung banyak sekali elemen. Dan, proses dalam pembuatan itulah yang mendasari alasan mengapa busana haute couture mahal harganya.
Dalam pameran mode dunia, terdapat penyelenggaran haute couture fashion sebanyak dua kali dalam setahun yang mewakili koleksi musim semi/panas serta musim gugur/dingin. Dalam sepintas mata, memang busana haute couture terkadang terlihat aneh ketika dikenakan, namun juga bisa sangat menggiurkan untuk dipakai dalam kesempatan yang tepat.
Mendengar kualitas dan kerumitannya, pantas rasanya jika koleksi haute couture hanya dibuat satu buah per model alias limited edition. Inilah yang memberikan pengaruh terhadap harga sepotong busana haute couture.
Nah, berikut lima landasan yang menjawab pertanyaan mengapa busana haute couture mahal harganya. Terminologi haute couture Sejatinya, haute couture menurut orang Perancis bermakna sepotong jahitan orisinil, berkelas, dan elegan. Ini yang membuat haute couture harus dibuat dengan desain sempurna dan secara spesifik dikhususkan hanya untuk satu orang sesuai bentuk tubuhnya. Haute couture menyangkut konsep kreasi potongan, imbuhan detail, sekaligus penjualan busana customized high-fashion khusus wanita.
Sejarah mode haute couture Mengenang kembali zaman Raja Louis XVI dan Marie Antoinette yang menjunjung tinggi jahitan garmen khusus nan detail. Salah satunya adalah Charles Worth, pria asal Inggris yang pada tahun 1858 silam menjadi perancang busana ternama di Paris dan membawa sejumlah perubahan mode.
Charles akhirnya mendirikan Chambre Syndical de la Couture Parisienne, yakni sebuah komite untuk mengawasi karya haute couture yang ada di dunia hingga sekarang. Chambre Syndical mengatur regulasi busana haute couture yang diproduksi dan dijual di Industri Departemen Perancis. Ia diikuti sekitar 15 orang pegawai yang koleksinya akan dirilis setiap dua kali dalam setahun, dengan jumlah 35 busana yang dibagi dalam busana sehari-hari dan pesta.
Pakem pembuatan busana haute couture terus berlangsung dan terjaga walaupun Perang Dunia II terjadi saat itu. Hingga sekarang, kualitas fabric busana haute couture tetap terjaga. Terbukti, sebanyak 35.000 orang pegawai yang bekerja terdaftar mengikuti kursus couture. Keanggotaan Haute Couture Sejauh ini terdapat 23 anggota yang tergabung dalam Chambre Syndical de la Couture Parisiennem, termasuk Chanel, Christian Dior, Pierre Cardin, Elie Saab, Rad Hourani, Zuhair Murad, Giambattista Valli, Versace, Jean Paul Gaultier, dan Valentino.
Masing-masing rumah mode rata-rata berhasil menjual produknya hingga 1 trilyun Dolar Amerika dengan masing-masing jumlah pekerja sebanyak 5.000 orang. Masing-masing pegawai juga memiliki spesialisasi keahlian, mulai dari pemasangan kancing, bulu, bahan, sepatu, dan detail lainnya. Mayoritas pegawai adalah orang Perancis atau Italia asli, dan sisanya berasal dari daerah di Timur Tengah.
Tidak semua rumah mode yang merilis koleksi haute couture menjadi bagian dari Chambre Syndicale, contohnya Dolce&Gabanna dan Gucci. Beberapa bran yang baru bergabung di Chambre Syndicale dan sukses meraup untung besar di antaranya Elie Saab dan Zuhair Murad. Saab, baru saja menciptakan busana haute couture khusus untuk anggota keluarga kerajaan.
Ridho Nugroho
Sumber : Fashionisers
Foto-foto : Molempire / Style / FashionArchive